LOKAWARTA.COM,GROBOGAN-Bupati Grobogan Sri Sumarni tak memungkiri asumsi para pakar bahwa milenial kesulitan membeli rumah karena harganya tidak sebanding dengan penghasilan.
Bagi Bupati, asumsi itu justru menjadi tantangan dalam pemenuhan hak hunian bagi masyarakat. Hal itu dikatakan ketika membuka Pameran Perumahan Grobogan, Sabtu (12/8).
“Diadakannya Pameran Perumahan ini bisa menjadi pintu informasi bagi masyarakat. Jangan takut duluan, tapi dilihat terlebih dulu, dikonsultasikan dulu, disesuaikan dengan kemampuan finansial,” kata Sri Sumarni.
Pameran Perumahan Grobogan selama tiga hari itu diharapkan juga untuk mendorong industri properti dengan memperkenalkan produk-produknya dan meningkatkan minat beli masyarakat.
Sebanyak 20 developer Grobogan dan 3 perbankan ikut berpatisipasi dalam pameran yang digelar 12-14 Agustus 2022 di Tamankota Simpanglima Purwodadi. Mereka pengembang perumahan kelas menengah dengan kisaran harga 400jutaan. Namun, ada juga pengembang rumah subsidi.
Daya Beli Masyarakat
Tumbuhnya pengembang di Grobogan tak lepas dari semakin meningkatnya daya beli masyarakat. Merujuk data BPS Jawa Tengah, IPM atau Indeks Pembagunan Manusia di Grobogan masih mampu tumbuh positif, meski terimbas wabah covid-19.
Bahkan pertumbuhan tercepat di Jawa Tengah dan berhasil keluar dari standar rendah setelah satu dekade, yakni di angka 70,41. Dari segi pengeluaran per kapita masyarakat yang disesuaikan dengan PPP (Purchasing Power Parity) naik menjadi Rp 10,294 juta di tahun 2021. Tak heran potensi pasar Grobogan makin moncer.
Sementara itu, bata ringan Blesscon yang baru saja melakukan ekspansi di Jawa Tengah juga ikut menaruh perhatian. Diakui Brand Manager Blesscon Yusuf Permadi, Grobogan memiliki potensi pembangunan yang besar. Terbukti juga dari banyaknya developer rumah dan kontraktor.
“Di Expo ini Blesscon ingin mendekatkan diri dengan kontraktor dan developer. Sekaligus membawa misi edukasi tentang pembangunan yang ramah lingkungan, ya menggunakan bata ringan,” jelas Yusuf.
Pembangunan rumah di Jawa Tengah masih banyak menggunakan bata merah. Padahal dalam pembuatannya riskan merusak lingkungan. Berbeda halnya dengan bata ringan yang dijaga mulai dari proses pengambilan bahan baku, pengolahan hingga penggunaan air, diatur agar tidak menganggu alam.
Saat ini bata ringan Blesscon telah mengantongi sertifikasi Green Label. “Satu-satunya bata ringan yang ramah lingkungan,” pungkasnya.
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |