Buka Roadshow Klinik UMKM, Teten Masduki : Perbankan harus Ubah Cara Pandang Penyaluran Kredit UMKM

12 November 2021, 18:17 WIB

LOKAWARTA.COM,SOLO-Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berharap kalangan perbankan mengubah cara pandang dalam penyaluran kredit kepada UMKM.

Bila selama ini lebih dominan dengan pola pandang terhadap ketersediaan dan kekuatan agunan, maka sebaiknya sudah mulai menilai dari sisi kelayakan atau cashflow usaha UMKM.

Menkop UKM mengatakan, kredit perbankan bagi UMKM yang saat ini baru 19,8 persen, akan ditingkatkan menjadi di atas 30 persen di 2024 mendatang.

Oleh karena itu, kata Teten Masduki, digitalisasi UMKM tidak hanya fokus pada sisi pemasaran saja. Lebih dari itu, dalam pengelolaan bisnis UMKM juga harus sudah digital.

“Jadi, pihak perbankan bisa melihat dengan jelas kelayakan usaha dan  cashflow UMKM secara digital,” kata Menkop UKM pada Roadshow Klinik UMKM bertajuk Berdayakan UMKM, Lahirkan Pahlawan Digital Baru, di Solo Technopark, Surakarta, Jumat (12/11/2021).

Agar pelaku UMKM bisa scaling-up dengan digitalisasi, lanjut Teten Masduki, pemerintah sudah menciptakan ekosistemnya, baik dari sisi supply maupun demand. Semua itu sudah tertuang dalam UU Cipta Kerja. Saat ini, aturan itu sudah masuk dalam tahap implementasi.

Hingga saat ini, kata Teten Masduki, setidaknya 16,4 juta UMKM telah terhubung ke dalam ekosistem digital. Angka ini meningkat hampir 105 persen. Target hingga 2024 sebanyak 30 juta pelaku UMKM sudah onboarding di platform-platform digital.

“Kami akan lebih menyasar pelaku usaha mikro yang jumlahnya masih sangat dominan,” jelas Menkop UKM.

Sementara itu untuk mengurangi jumlah usaha mikro dengan strategi scaling-up, Teten Masduki meminta para kepala daerah untuk mengembangkan keunggulan domestik yang dimiliki masing masing. Menurut dia, keunggulan domestik itu harus dikembangkan. Daerah yang pilih sendiri sektor mana yang bisa di-scaling up.

Meskipum demikian, kata Teten Masduki, program digitalisasi dan scaling-up akan lebih diarahkan pada UMKM yang berbasis kreativitas hingga berbasis teknologi agar bisa masuk rantai pasok industri.

“Jangan membuat produk yang sudah dihasilkan usaha besar karena UMKM pasti kalah. Kita harus masuk ke rantai pasok mereka, seperti sektor furnitur, otomotif, elektronik, dan sebagainya,” tandas Menkop UKM.

Wali Kota Gibran Rakabuming Raka menambahkan, pihaknya terus mengajak pelaku UMKM untuk bertransformasi ke digital agar pasar produknya lebih terbuka dan luas. Dia meyakini, daya beli masyarakat masih cukup terjaga untuk menopang pertumbuhan UMKM, khususnya di Solo.

Dalam kesempatan itu Gibran Rakabuming juga mengatakan, Solo Technopark harus dimanfaatkan sebagai ajang UMKM scaling-up, karena merupakan tempat berkumpulnya para unicorn, CEO, pengusaha sukses, hingga orang-orang kreatif dan produktif.

“Sehingga, percepatan pemulihan ekonomi bisa berjalan lebih cepat lagi,” tegas putra sulung Presiden Joko Widodo itu.

Sementara itu, CEO Bukalapak Rahmat Kaimuddin menjelaskan, Klinik UMKM berfungsi memberdayakan UMKM dengan menyiapkan pasar digital. Selain itu, pihaknya juga memodernisasi warung sebagai Mitra Bukalapak lewat digitalisasi. Namun, Rahmat mengakui, Bukalapak tidak bisa melakukan itu sendiri.

“Kami menyiapkan infrastruktur pasar digital. Hal lainnya seperti pembinaan dan inkubasi disinergikan dengan pihak lain. Makanya, kita bersinergi dengan Kementerian Koperasi dan UKM,” ujarnya.

Rahmat juga menyatakan, tantangan yang dihadapi UMKM sangat kompleks dan beragam. Mulai dari tidak adanya infrastruktur yang mampu membuat usaha mereka lebih berkembang, kurangnya permodalan untuk memperbanyak variasi produk, hingga tidak meratanya adopsi teknologi.

“Dan juga masih minimnya inklusi keuangan yang mempersulit mereka dalam melakukan transaksi,” papar Rahmat.

Sedangkan Direktur Solo Technopark Yudit Cahyantoro menjelaskan, pelaku UMKM di Solo semakin meningkat jumlahnya, terlebih di saat pandemi. Untuk itu, akselerasi bisnis UMKM harus terus ditingkatkan.

“Caranya, dengan melakukan kolaborasi, menyiapkan regulasi, dan menciptakan ekosistemnya. Nah, peran Solo Technopark ada di sisi menciptakan ekosistem,” pungkas Yudit.

Editor : Vladimir Langgeng
Sumber :

Artikel Terkait