SOLO,LOKAWARTA.COM-Apa jadinya jika orang perbankan, pemain sepak bola, dan penyuluh narkoba bertemu dalam satu forum di hadapan anak-anak SMA/SMK, pasti seru.
Itu terjadi dalam talkshow bertajuk “Kawula Muda Bangga Rupiah, Nyaman Pakai QRIS dan Sadar Bahaya Narkoba”, Senin (14/82023) di Solo Safari yang mengundang para SMA/SMK di Solo dan sekitar.
Dalam talkshow itu hadir sebagai narasumber, Kepala Perwakilan Bank Indonesia / BI Solo Nugroho Joko Prastowo, Kepala Badan Narkotika Nasional / BNN Kota Solo David H. A. Hutapea dan Shafira Ika Putri, pemain Persis Solo Woman dan timnas, serta influencer.
Tak hanya masalah keuangan, tak hanya masalah perbankan, dan tak hanya masalah transaksi, tapi juga masalah bahaya penyalahgunaan narkoba serta sportifitas dalam hidup dan olahraga.
“Sekarang ini, orang lebih pusing kalau ketinggalan hape, dari pada yang tertinggal dompetnya. Tak hanya berisi data dan lainnya, tapi juga ada uangnya untuk bertransaksi,” kata Kepala Perwakilan BI Solo Nugroho Joko Prastowo.
“Sekarang ini, kalau hape tidak ada uangnya dan tidak bisa untuk bertransaksi, transaksi nontunai, jangan jangan hapenya jadul.”
“Uang nontunai itu penting untuk transaksi nontunai. Tengok saja saat Covid-19. Dengan uang nontunai, mereka tidak ke mana-mana tapi bisa belanja dimana-mana,” kata Joko memberi contoh.
Dalam kesempatan itu, Pemain Persis Solo Woman dan tim nasional, Shafira Ika Putri membagikan pengalaman dan suka dukanya sebagai atlet.
“Sebelumnya, saya atlet badminton. Karena mengalami cedera patah tangan lalu saya berpikir bagaimana saya bisa tetap bisa menjadi atlet dengan tangan yang pernah cidera, akhirnya saya menjadi pemain sepak bola karena kaki saya masih utuh,” kata Putri.
“Yang terpenting dari kejadian ini, tetaplah bersemangat dan jangan patah semangat. Enjoy aja, jalani apa yang anda suka apakah olah raga, seni atau lainnya. Hindari stres dan jangan lupa healing,” kata Putri.
Sementara Kepala BNN Kota Solo David H. A. Hutapea berpesan pada anak-anak SMA/SMK yang menjadi peserta talkshow untuk tidak menyendiri tapi hidup berkomunitas di masyarakat, tapi komunitas yang positif.
Hal itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya stres. “Orang stres itu kalau tidak bisa menguasai diri bisa lari pada hal hal yang negatif, misalnya ke narkoba,” kata David.
“Narkoba itu sangat berbahaya karena akan menyerang jaringan otak. Kalau otak sudah kena, maka akan sulit pemulihannya dan butuh waktu lama karena itu, jauhi narkoba.” (*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |