LOKAWARTA.COM,SOLO-Meski sejak November 2021 sudah tidak lagi menjadi perseroan dan kini bergabung dalam Holding Ultra Mikro (UMi) di bawah BRI, namun PNM tetap akan menjalankan fungsinya, sama seperti sebelumnya.
Itu dikatakan Direktur Kelembagaan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Sunar Basuki kepada sejumlah wartawan, pekan lalu, di Solo.
Menurut dia, PNM tetap akan menyalurkan pembiayaan tanpa agunan dan pemberdayaan bagi para pelaku usaha mikro. BRI hanya sebagai pendamping saja memberi supervisi, agar cakupannya menjadi lebih luas karena BRI duitnya banyak.
“PNM punya entitas sendiri meski sahamnya BRI. Jadi desainya kebalik, bukan kita ikut BRI. Pemerintah maunya BRI yang punya duit banyak, sehingga kalau PNM kesulitan cari modal ada BRI. Kantor BRI hampir 10 ribu, PNM cuma 3.600, kalau mau cari lokasi, bisa dibantu BRI. Adanya UMi ini justru BRI menyupport PNM,” kata dia.
Lebih lanjut Sunar mengatakan, keberadaan PNM seolah menjadi antitesa dari perbankan. Meski sama-sama menyalurkan pembiayaan, namun PNM tidak mensyaratkan agunan, seperti yang diberlakukan bank umum selama ini.
Sasarannya adalah pelaku usaha mikro, terutama yang dijalankan ibu-ibu. Bahkan, orang-orang miskin yang mau membuka usaha pun sangat bisa mengajukan pinjaman modal ke PNM, asal mereka berkelompok.
Tidak hanya itu. Selain menyalurkan pembiayaan, lembaga keuangan itu juga melakukan pemberdayaan. Mulai dari pelatihan, pendampingan usaha hingga promosi.
“Perbankan itu maunya kredibel, PNM justru nyeleneh, yang dikasih pinjem yang miskin, tanpa jaminan. Sedang bank kalau minjemin, ditanya kamu sudah punya usaha berapa tahun, record gimana.”
Namun, kata dia, dengan cara seperti itu, kinerja PNM justru jauh lebih baik ketimbang kinerja perbankan. Misal, angka NPL hanya 0,09 persen dari Rp 49,4 triliun kredit yang disalurkan bagi 11,1 juta debitur hingga akhir 2021.
“Padahal NPL atau angka kredit bermasalah bank umum rata-rata di atas 3 persen,” kata Sunar Basuki membandingkan.
Dalam kesempatan itu, Pimpinan PNM Cabang Solo, Budi Santoso menambahkan, realisasi pembiayaan UMi di region Solo dan sekitar Rp 615 miliar.
Outstanding kelolaan sekitar Rp 11 miliar, kondisi Ini relatif lebih baik dibanding 2020. Pihaknyabberharap 2022 lebih baik lagi.
Jumlah number of account (NOA) sebanyak 162 ribu. “Artinya, rata-rata nasabah mendapatkan dana Rp 3,6 juta,” kata Budi Santoso.
Selain itu, lanjut dia, tercatat pula ada sekitar 1.400 NOA UMKM binaan PNM Cabang Solo yang naik kelas selama 2021. Mereka sebelumnya mengikuti program Mekaar Plus lalu naik ke program Pantas.
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |