Dorong Kemitraan Pelaku Usaha Ekraf dengan Industri Besar, Kemenparekraf dan Solo Great Sale Gelar Temu Bisnis

31 Mei 2024, 15:00 WIB

SURAKARTA, LOKAWARTA.COM – Kemenparekraf berkolaborasi dengan Solo Great Sale menggelar temu bisnis untuk mendorong kemitraan pelaku usaha ekonomi kreatif (ekraf) dengan industri besar.

Acara yang bertajuk Temu Bisnis Kemitraan Nasional Rantai Pasok Industri Parekraf atau Kenarok tersebut diadakan di Pendhapi Gede Balaikota Surakarta (Solo), Jumat (31/5/2024).

Analis Kebijakan Ahli Madya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Bowo menjelaskan, untuk memperluas pengembangan kemitraan usaha pariwisata dan ekonomi kreatif, Direktorat Manajemen Industri menggelar temu bisnis antara industri pariwisata dan ekraf di Solo tersebut.

“Untuk meningkatkan daya saing produk ekraf agar dapat mendorong terjalinnya kemitraan antara pelaku usaha ekraf dengan industri besar secara inklusif,” ujar Bowo dalam sambutannya.

Mengapa Solo? Solo merupakan prioritas pembangunan nasional yang ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional atau RPJMN tahun 2020-2024.

Kegiatan temu bisnis di Solo kali ini dilaksanakan dengan fokus pada B2B (business to business) dan juga B2C (business to consumer) dengan konsep perpaduan business matching dan bazaar.

Peserta temu bisnis berjumlah 50 UMKM bidang ekraf. Dengan rincian, 28 UMKM kuliner, 18 UMKM kriya dan fesyen, serta 4 UMKM seni pertunjukan. Mereka akan dipertemukan langsung dengan potensial partner dengan harapan terjalin kerjasama bisnis berkelanjutan.

Pada 2023, Direktorat Manajemen Industri telah menggelar temu bisnis hingga terjalin beberapa kerjasama B2B antara usaha pariwisata dengan UMKM bidang ekraf di Bandung, Balikpapan, dan Bali dengan melibatkan pemda setempat serta berkolaborasi dengan Telkom dan Pertamina.

“Diharapkan dengan kegiatan temu bisnis kali ini dapat terjalin kerjasama yang berkelanjutan. Dan saling membutuhkan antara industri pariwisata dan ekraf agar ekosistem perekonomian nasional dapat terus bertumbuh,” tutur Bowo.

Mewakili Direktur Manajemen Industri, Analis Kebijakan Ahli Madya Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, Agustien Mulyawati, berharap, industri pariwisata bisa memberdayakan UKM-UKM khususnya di bidang ekonomi kreatif di sekitarnya.

“Sehingga kita melakukan kegiatan ini dengan harapan industri besar bisa memberdayakan produk-produk UKM di sekitar industri dan usahanya,” kata Agustien Mulyawati.

“Kami percaya selama ini kota Solo terutama industri-industri pariwisata besar sudah melakukan kemitraan, termasuk hotel-hotel, restoran, travel agent,” lanjutnya.

Pihaknya berharap, nantinya ada ketertarikan dari industri besar untuk melakukan kerjasama dengan para UKM setempat termasuk seni pertunjukan yang dimanfaatkan untuk memperkenalkan budaya nusantara kepada wisatawan.

Diterangkan, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf berupaya agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dapat segera pulih kembali melalui program penguatan rantai pasok industri parekraf di Solo.

“Kami harapkan komitmen ini bisa berkelanjutan untuk melakukan kemitraan, industri besar diharapkan bisa menggunakan produk-produk UMKM setempat. Kami harapkan kesempatan ini bisa melihat produk-produk unggulan yang ditampilkan,” kata Agustien Mulyawati.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo Aryo Widyandoko, menyampaikan terima kasih karena Solo Great Sale sudah didukung dengan event Kenarok yang diharap bisa memberikan dampak bagi kota Solo.

“Event kemitraan seperti ini menjadi sangat penting. Pariwisata itu urusannya dengan UMKM, perhubungan, travel, masuk semua. Sangat tepat pariwisata mengkolaborasikan semuanya menjadi indah,” kata Aryo Widyandoko.

Ketua Kadin Solo Ferry Septha Indrianto menambahkan, agenda Kenarok ini sebenarnya mengejawantahkan dari tujuan pembangunan berkelanjutan. Artinya, setiap pembangunan atau kegiatan ekonomi dalam sebuah proses atau rangkaiannya tidak menghilangkan esensinya.

“Kemitraan rantai pasok yang mengkolaborasikan antara sumber daya nyata yang dimiliki daerah kota Solo dan sekitarnya ini untuk bisa bermitra untuk B2B atau B2C,” ujar Ferry Saptha Indrianto.

“Sebuah pertumbuhan ekonomi ke depan tidak hanya cukup pertumbuhan ekonomi tetapi bagaimana pertumbuhan ekonomi dapat berproses secara inklusif, lokal tidak ditinggalkan, tretapi lokal bisa diajak sebagai mitra yang bisa dikembangkan ke depan,” lanjutnya.

Menurutnya, kemitraan ini perlu dikolaborasikan secara luas khususnya aglomerasi Soloraya ke level nasional.

“Targetnya supaya yang besar bisa bermitra dengan yang kecil, pertama itu dulu dari kemenparekraf. Kalau dari saya ya tadi, bagaimana membuat sinergi antara Soloraya, Solo dan nasional,” jelasnya.

Editor:Arumi Chan
Sumber:

Artikel Terkait