SOLO,LOKAWARTA.COM-Sebanyak 50 ABK atau anak berkebutuhan khusus dari sekolah inklusi di Kota Solo tampil dalam “Dramatisasi Puisi Inklusi” di Gedung Aula YPAC kota Surakarta, Selasa (23/7/2024).
Mereka dari beberapa sekolah inklusi seperti SDN Nayu Barat 1 Solo, SDN Pajang 1 Solo, SD Wiropaten Solo, YPAC Solo dan MYP-HS Al Firdaus Sukoharjo. Sejumlah pejabat dari Dinas Pendidikan Kota Surakarta dan orang tua hadir dan menyaksikan pentas tersebut.
Pentas tersebut merupakan awal dari Pekan Sastra Memperingati Hari Inklusi Dunia 2024, tanggal 20 Juli hingga 26 Agustus
2024, yang didukung oleh Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra (Pusbanglin), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudritek).
“Saya sengaja mengajak anak anak berkebutuhan khusus untuk mementaskan teater karena ingin melatih mental anak-anak agar lebih percaya diri,” sutradara pentas dari Teater Ruang Hening, Prawoto Susilo, inisiator kegiatan tersebut.
Selain dramatisasi puisi inklusi di Gedung YPAC Kota Solo, anak-anak tersebut juga disiapkan dalam pentas yang lebih besar di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) Solo, Senin (26/8/2014). Pentas yang diinisiasi perkumpulan Teater Ruang Hening Semarang itu bertema : Aku Bangga Menjadi Anak Garuda.
Sebelum pentas, 50 anak ABK itu akan dilatih terlebih dahulu oleh tim Teater Ruang Hening dari Kabupaten Semarang. Dalam proses latihan, anak anak dibagi dalam beberapa kelompok. Mereka dilatih untuk membuat puisi yang hasilnya akan dikembangkan menjadi bagian dari pentas teater.
Mereka membuat puisi berdasarkan arahan dari pelatih, termasuk Prawoto selaku sutradara. “Setelah itu dipentaskan dalam bentuk drama [teater] yang berjudul Aku Bangga Menjadi Anak Garuda,” kata dia.
Kepala SDN Nayu Barat 1 Solo, Wahyu Ratnawati mengatakan ada 12 siswanya dengan latar belakang kebutuhan khusus dalam pementasan teater tersebut.
“Kami sudah memilih berdasarkan kemauan siswa dan ketersediaan orang tau. Jadi semua mendukung kegiatan ini,” kata dia.
Dia berharap melalui pentas teater ini bisa membentuk karakter para siswa. Selain itu menjadi wadah apresiasi bagi anak berkebutuhan khusus untuk bisa menampilkan bakat keseniannya.
Selama ini pihaknya sudah membina para siswa melalui berbagai macam program sekolah seperti Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), kegiatan intrakurikuler, kegiatan kokurikuler dan lainnya.
“Dari program-program itu diharapkan siswa dapat membentuk karakter, dan diharapkan bisa menjadi siswa yang adaptif sesuai dengan zamannya,” kata dia.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |