LOKAWARTA.COM,SRAGEN-BPR Bank Djoko Tingkir (Perseroda) Sragen menggelar acara “Gayeng Bareng UMKM Sragen”, Selasa (5/7/2022) di Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen.
Hampir 800 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dihadirkan dalam event akbar itu. Tidak lupa, mereka membawa, memajang, dan memperkenalkan produk yang selama ini mereka jual.
“Semula, kami undang 1.000 UMKM di Sragen. Dari 1.000 pendaftar diseleksi, dan lolos 732 UMKM, kemudian kita hadirkan ke Gedung SMS ini,” kata Direktur Utama BPR Bank Djoko Tingkir Sragen, Titon Darmasto.
“Seleksinya mudah, UMKM-UMKM itu terdaftar di Diskumindag Sragen, menjadi anggota paguyuban, dan memiliki produk unggulan,” tambah Titon Darmasto.
Dalam acara “Gayeng Bareng UMKM Sragen”, itu, mereka belajar menggunakan aplikasi “UMKM Bangkit”. Tujuannya agar bisa go digital sehingga UMKM naik kelas.
Aplikasi “UMKM Bangkit” yang difasilitasi Bank Djoko Tingkir itu bisa diunduh di Playstore. Penyediaan aplikasi bekerja sama dengan PT Teguh Aman Lestari.
Titon Darmasto berharap, melalui aplikasi itu, para pelaku UMKM bisa menjual produknya di e-commerce, tidak hanya secara langsung atau hanya melalui media sosial.
“Melalui UMKM Bangkit, kami mendorong para pelaku usaha kecil di Sragen bisa go digital dan bangkit, produk mereka bisa bersaing secara nasional,” kata Titon Darmasto.
Pihaknya menginisiasi model penjualan digital e-commerce karena pelaku UMKM yang sudah go digital kurang dari 1% dari total UMKM di Sragen sebanyak 69.050 UMKM.
Menurut Titon Darmasto, pendampingan tersebut sesuai visi misi Bupati Sragen yang menyediakan anggaran Rp 10 miliar per tahun untuk pengembangan UMKM di Bumi Sukowati.
Setyo Wahyu (32), salah satu peserta acara “Gayeng Bareng UMKM Sragen” merasa senang. Menurut pelaku UMKM asal Desa Tangkil, Sragen, aplikasi UMKM Bangkit yang dikenalkan itu akan membantu memasarkan produknya dengan jangkauan yang lebih luas.
Setyo mulai berjualan secara langsung produk makanannya berbahan dasar jagung dalam kemasan dengan brand D’Jagungan sejak 1,5 tahun lalu. Harga mulai Rp 8.000 hingga Rp12.000 per kemasan.
Sebelum pandemi, penjualannya cukup lumayan, bisa sampai 100 bungkus sehari. Namun setelah pandemi, turun hingga 50%. “Melalui aplikasi UMKM Bangkit ini, saya berharap penjualan makin meningkat,” katanya.
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |