Forum Ekonomi dan Bisnis : Hilirisasi Pangan Perlu Huluisasi

17 Desember 2024, 22:42 WIB

SOLO,LOKAWARTA.COM-Hilirisasi pertanian adalah bagian integral dari transformasi dan penguata ekonomi daerah, karena itu perlu memanfaatkan ilmu pengetahuan, dukungan research and development, serta ekosistem inovasi.

Strategi hilirisasi pertanian, pangan pokok, perkebunan, dan kelautan – perikanan, perlu keterpaduan hulu-hilir melalui sistem yang logistik efisien dan dukungan digitalisasi.

Hilirisasi pangan perlu huluisasi, yakni peningkatan produktivitas, perbaikan GAP, smart farming and precision farming yang berkontribusi pada stabilisasi strategi hilirisasi pangan.

Demikian rekomendasi dari Forum Ekonomi dan Bisnis : Prospek, Tantangan, dan Arah Kebijakan Penguatan Hilirisasi Pangan Indonesia, Selasa (17/12/2024), yang digelar ISEI Surakarta.

IMG 20241217 WA0222

“Kerja sama antar daerah surplus dan daerah defisit, G-to-G dan B-to-B mampu berkontribusi pada pengendalian laju inflasi daerah. Sistem contract-farming, petani dan industri, stand-by buyer, off-taker, melalui skala ekonomi akan saling menguntungkan,” kata Koordinator FG Pangan dan Transformasi Pertanian PP ISEI Prof Dr Bustanul Arifin ketika membacakan rekomendasi.

“Stabilitas harga pangan strategis di hulu, skema pembelian, kepastian harga, penanganan panen dan pasca panen, pergudangan, fasilitasi rantai dingin dan digitalisasi perlu dilakukan. Demikian juga dengan antisipasi perubahan kebijakan, lonjakan permintaan pangan karena program makan bergizi gratis, serta inisiatif pangan lokal dan dukungan program P2L, juga perlu dilakukan.”

Selain Prof Dr Bustanul Arifin dari Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (PP ISEI), Forum Ekonomi dan Bisnis yang dibuka Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo Dwianto Cahyo Sumirat itu juga menghadirkan praktisi dari Permata Bank Josua Pardede dan Ketua ISEI Surakarta Lukman Hakim Ph.D.

Dalam forum itu, Josua Pardede lebih banyak menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia berkelanjutan di 2025, yang dipengaruhi faktor global maupun domestik.

“Indonesia perlu memperkuat konsumsi domestik, mendorong investasi, dan menavigasi risiko eksternal guna mencapai
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan pada 2025,” kata Josua.(*)

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait