LOKAWARTA.COM,SOLO-Bagi Josephine Riana, bekerja di lembaga keuangan perbankan, tidak melulu harus saklek yang hanya mengacu pada SOP (standar operasional prosedur) dan hanya mengacu pada hitungan matematis.
Sebagai komisaris, Josephine Riana akan menjadikan BPR Adipura Santosa sebagai akademi, tempat dimana semua orang bisa belajar, terutama para karyawan. Terutama pada sisi kemanusiaan, bagaimana bekerja dengan hati bagaimana dengan nalar.
“Dengan sentuhan personal seperti itu, dengan sentuhan humanis, kita menjaga nasabah kita tetap loyal dan tidak lari serta sebagai salah satu kiat mencari nasabah baru,” kata Riana.
Dalam usia yang baru 29 tahun, Josephine Riana adalah komisaris termuda dari sekitar seratus komisaris BPR yang tergabung di Paguyuban Pemegang Saham dan Komisaris (Pesakom) BPR/BPRS Soloraya.
Dalam halal bi halal sekaligus silaturahmi memperkuat industri BPR/BPRS menuju go public yang digelar Paguyuban Pesakom BPR/BPRS Solo Raya, Rabu (25/5/2022), Riana mendapat kehormatan naik ke panggung untuk mendapatkan buku “Kepeloporan dan Keteladanan Bankir” dari ketua Paguyuban Pesakom Solo Raya Wimbo Widjaksono.
“Ilmu yang saya dapat di bangku kuliah akan saya aplikasikan di dunia perbankan di BPR Adipura,” kata lulusan Melbourne University Australia jurusan perbankan itu.
Sebagai komisaris, Josephine Riana adalah generasi kedua pemilik BPR Adipura Santosa yang sebelumnya bernama BPR Nguter Surakarta. Meski pemilik dan sudah ada direksi, tidak serta merta perempuan berambut ikal itu hanya tinggal perintah.
Josephine Riana mengaku ikut bekerja untuk mengetahui secara detail BPR warisan orang tuanya. Seperti, ikut menagih, mencairkan kredit, sebagai customer service. “Bahkan bersih bersih kantor pun saya lakukan,” kata dia.
Lulusan S2 (master) dari Universitas Sebelas Maret Surakarta itu melihat, tantangan BPR saat ini jauh lebih berat ketimbang sebelumnya. Selain masih harus head to head dengan bank umum, BPR juga mendapatkan ancaman serius, yakni fintech (financial technology).
Namun Josephine Riana tak takut dengan ancaman itu. Ia mengatakan, BPR Adipura tengah bekerja sama dengan vendor untuk membuat sebuah sistem yang diharapkan bisa menandingi fintech. BPR itu juga punya tim Research and Development (R&D), tim promosi, dan tim marketing yang terus terjun ke lapangan untuk menggali kebutuhan masyarakat atau nasabah.
“Sehingga kami bisa merencanakan, produk apa yang bisa kami buat untuk memenuhi kebutuhan nasabah, terutama kalangan milenial,” pungkas Josephine Riana.
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |