Kapitalisasi Film Desa, Kenapa Tidak?

28 Mei 2024, 09:56 WIB

SOLO,LOKAWARTA.COM-Film Desa memiliki gaya dan segmen tersendiri. Sehingga memiliki bentuk yang dibangun dari persepktif masyarakat desa, yang diangkat dari persoalan-persoalan yang ada di desa itu sendiri.

Film desa juga memiliki karakter kepenontonannya, yang bersifat lebih komunal. Namun demikian bukan berarti film desa tidak dapat dikaptalisasi.

Hal itu terungkap dalam diskusi pada Forum Komunitas Kreatif dan Tematik di Pendopo Watu Gambir Park, Desa Karang, Karangpandan, Karanganyar, Kamis (16/5/2024). Forum tersebut diinisiasi Mahasiswa Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI Solo) dalam rangka MBKM.

“Nah, Keberadaan Watu Gambir Park di Desa Karang ini merupakan aset mahal untuk dapat dikembangkan sebagai ruang menonton alternatif. Misal, festival atau jambore film yang saat ini banyak diminati masyarakat kota,” kata Dirmawan Hatta, aktifis pendamping perfilman desa yang juga dikenal penulis skenario profesional.

Titus Soepono Adji sebagai dosen pembimbing, menyampaikan Forum Komunitas ini adalah titik awal dari rangkaian kegiatan yang akan dikembangkan dalam bentuk Festival Film Ngarangka yang akan diselenggarakan pada bulan Juni 2024.

IMG 20240527 WA0089

“Festival ini adalah simulasi festival film yang dapat dikembangkan sebagai model penyelenggaraan festival film desa yang melibatkan sinergi komunitas-komunitas desa yang akan dikembangkan pemerintah Desa Karang,” kata Titus.

Koordinator kegiatan forum Adam Winter mengatakan, tujuan kegiatan forum komunitas tersebut untuk memperkenalkan komunitas komunitas di sekitar Desa Karang kepada Watu Gambir Park yang sedang dikembangkan pemerintah Desa Karang, selain sebagai destinasi wisata juga sebagai Creative Hub bagi komunitas komunitas di Kabupaten Karanganyar.

“Komunitas yang hadir dalam forum ini antara lain ada Komunitas Film seperti Kofika, Solo Documentary, Komunitas Video Karanganyar. Kemudian, Komunitas jeep wisata, Komunitas dokumentasi wisata, pokdarwis sekipan, komunitas Jaga Lawu, Relawan Karang, perwakilan dusun-dusun, dan HIPMI Karanganyar,” kata Adam.

Sementara itu dalam sambutannya, Kepala Desa Karang, Dwi Purwoto menyampaikan, keberadaan Watu Gambir diharapkan dapat menjadi ruang bertemunya berbagai komunitas kreatif dan tematik. Hal ini sejalan program pemerintah desa membangun creatif hub yang terletak di sisi selatan danau Watu Gambir dan menghadap ke arah Gunung Lawu.(*)

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait