LOKAWARTA.COM,SOLO-Keren! Apa yang dilakukan para mahasiswa semester 7 Prodi Pendidikan Bahasa Inggris / PBI Unisri Surakarta ini.
Mereka melakukan kunjungan dan liputan ke Balai Pelestarian Situs Manusia Purba / BPSMP Sangiran, menggunakan Bahasa Inggris dan hasilnya diunggah di Youtube.
Dari kampus Universitas Slamet Riyadi Surakarta di Jalan Sumpah Pemuda 18 kawasan Joglo Solo, rombongan mahasiswa yang didampingi dua dosen berangkat ke Sangiran menggunakan transportasi feeder BST, bertujuan untuk mengenalkan alat transportasi itu ke masyarakat.
Sampai di BPSMP Sangiran, rombongan para mahasiswa PBI Unisri disambut Ratna Sri Panglipur, Kasubag TU. Di situ, dia menjelaskan soal pelestarian Situs Sangiran dan pemanfaatannya untuk Site Representation melalui 5 klaster museum yang dibangun pemerintah tahun 2009 – 2014.
“Kami melakukan pengelolaan bersama dengan pemda dan masyarakat untuk aktivitas wisata museum,” kata Ratna dalam sambutannya.
Dalam kunjungan itu, pihak BPSMP Sangiran memfasilitasi para mahasiswa untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah English for Guiding. Mereka meliput peninggalan bersejarah di museum Sangiran yang berlokasi di Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen.
Hasil liputan kemudian diunggah ke Youtube supaya masyarakat bisa melihat sejarah dan perkembangan situs purbakala Sangiran. Selain itu mengajak masyarakat untuk menjaga dan melestarikan. Seluruh kegiatan menggunakan Bahasa Inggris, sesuai mata kuliah.
Dengan kegiatan tersebut diharapkan para mahasiswa mampu memberikan wawasan keilmuan yang luas pada masyarakat tentang cara penggunaan Bahasa Inggris di berbagai bidang ilmu.
Dan selama melakukan kegiatan, para mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggrisi itu dibantu fasilitator dari BPSMP yang merupakan pamong budaya ahli.
Memahami Sejarah Manusia purba
Kunjungan para mahasiswa PBI Unisri itu untuk memenuhi tugas akhir yang berupa project pada mata kuliah English for Guiding, mata kuliah yang diampu Dr. Ch. Evy Tri Widyahening itu tentu saja menghasilkan pengalaman belajar yang sangat menarik bagi para mahasiswa.
Selain mengenal lebih dalam feeder BST yang legendaris, mereka juga dapat semakin memahami seluk beluk sejarah manusia purba di situs manusia purba Sangiran.
Kemudian, para mahasiswa juga dapat mempraktekkan ketrampilan berbahasa Inggris dalam mengenalkan peninggalan sejarah manusia purba dan alat transportasi feeder BST ke khalayak ramai melalui media sosial Youtube.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |