SOLO,LOKAWARTA.COM-Kinerja Bank Perekonomian Rakyat (BPR) di Soloraya stagnan bahkan cenderung turun, dalam satu semester belakangan. Baik aset, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun maupun kredit yang disalurkan nyaris tidak bergerak.
Para pimpinan / direktur utama mengeluhkan kondisi tersebut. “Kita sulit menghimpun dana pihak ketiga dan kesulitan menyalurkan pembiayaan,” kata Direktur Utama BPR Klaten Sejahtera Kotot Tamtama di sela pelatihan tim pemasaran BPR di Solo, belum lama ini.
Kondisi ekonomi nasional maupun yang belum begitu pulih pasca covid-19, kata Kotot, berdampak pada bisnis perbankan nasional yang kini jalan di tempat.
Dalam situasi seperti imi, perbankan akan melakukan penyesuaian suku bunga atau menaikan suku bunga dengan mempertimbangkan likuiditas dan kredit jangka panjang.
Akibatnya, dunia usaha akan sulit mendapat dukungan dana perbankan. Karena penyaluran kredit cukup ketat/sulit, suku bunga tinggi, dan jangka waktu sangat pendek.
“Sekali lagi, dalam situasi seperti ini, perbankan termasuk BPR sudah pasti akan berhati-hati dalam menyalurkan kredit pada pelaku usaha, takut usahanya nggak jalan dan kreditnya macet,” tandas pengurus Perbarindo Soloraya itu.
Dalam kesempatan itu, Kotot Tamtama berpesan pada para koleganya untuk berhati-hati dan tetap menjaga integritas dan jangan sampai terjadi froud dalam mengelola BPR, sambil tetap mencari peluang.
“Ingat, sudah ada 14 BPR ditutup tahun ini. Itu bukan karena persaingan antar Bank tapi lebih pada salah kelola. dan terjadi fraud,” pungkasnya.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |