SOLO,LOKAWARTA.COM-Sebagai penutup upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 78 di kampus Institut Seni Indonesia / ISI Surakarta, rektor beserta jajaran pimpinan dan mahasiswa melepas 10 ekor burung puter.
“Ini sebagai simbol kemerdekaan bangsa Indonesia,” kata Rektor ISI Surakarta Dr I Nyoman Sukerna dalam siaran pers, Kamis (17/8/2023).
Sementara dalam upacara tersebut, seluruh peserta mengenakan pakaian adat/tradisional dari seluruh penjuru nusantara. Sehingga upacara memberi kesan lebih meriah dan penuh semangat.
Setelah upacara, dilanjutkan dengan pemberian santunan dari Dharma Wanita Persatuan dan KPRI ISI Surakarta untuk putra-putri warga ISI Surakarta yang masih menempuh pendidikan. Tidak kurang, 39 anak dari jenjang SD-SMA memperoleh santunan.
Rektor Dr I Nyoman Sukerna juga menyerahkan penghargaan Satya Lencana Karyasatya dari Presiden RI untuk pegawai dengan masa bakti 10, 20, dan 30 tahun.
Dalam amanat upacara, Rektor membacakan sambutan Mendikbudristek RI. “Dari para pendahulu bangsa, kita belajar bahwa kemerdekaan adalah sesuatu yang harus diperjuangkan,” katanya.
“Kemerdekaan Indonesia tidak dihadiahkan oleh bangsa asing, tetapi dipertaruhkan dengan seluruh jiwa dan raga. Perjuangan itu masih kita teruskan sampai hari ini dengan Merdeka Belajar yang telah kita gerakkan selama empat tahun terakhir.”
Layaknya perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Republik Indonesia, kata dia, Merdeka Belajar juga digerakkan oleh seluruh lapisan masyarakat dengan semangat gotong royong.
Kolaborasi dalam menghadirkan transformasi telah melahirkan banyak perubahan terbesar dalam perjalanan dunia pendidikan di Indonesia.
“Dengan implementasi Kurikulum Merdeka, para peserta didik dan para pendidik kita sekarang telah merasakan keleluasaan dalam belajar dan mengajar. Kemerdekaan tersebut sudah dirasakan di lebih dari 250 ribu satuan pendidikan di seluruh Indonesia,” katanya.
Hal tersebut didukung dengan gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan, dimana anak-anak kita mendapatkan kemerdekaan yang lebih besar untuk mengembangkan kemampuan fondasional.
“Melalui gerakan ini, kami mengajak para pendidik dan orang tua untuk memahami bahwa keberhasilan belajar anak usia dini tidak terbatas pada baca, tulis, hitung, tetapi juga kemampuan literasi dan numerasi, keterampilan berkomunikasi, dan karakter yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila.”(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |