Lepas Ekspor Handycraft dan Furnitur ke Spanyol, Kepala BI Solo : Solo Musti Punya Rumah Kurasi

8 November 2022, 20:30 WIB

LOKAWARTA.COM,SOLO-Di tengah ancaman krisis ekonomi global, produk-produk kreatif hasil karya UMKM di wilayah Solo Raya masih mendapatkan tempat di pasar luar negeri khusunya Eropa.

Selasa (8/21/2022), dilepas satu container dari Berlawalata Group berisi handycraft dan mebeler furnitur yang terbuat dari kayu, bambu dan rotan menuju ke Kota Valensia, Spanyol.

Pelepasan ekspor dilakukan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia / BI Solo Nugroho Joko Prastowo, Pimpinan Berlawalata Group Nini Sartini serta disaksikan Liliek Setyawan dan Sutanto dari Komite Ekonomi Kreatif Surakarta.

Menurut Nugroho Joko Prastowo, proses untuk sampai ke pasar ekspor, tentunya tidak mudah. Mulai dari proses mengenalkan produk melalui pameran, negosiasi desain dan harga hingga pengiriman barang.

“Itu semua membutuhkan sebuah sinergi manajemen yang terpadu dan melibatkan banyak stakeholders,” kata Joko, begitu dia akrab disapa.

Dalam kesempatan itu, Joko melontarkan sebuah ide untuk membuat sebuah konsep rumah kurasi guna membantu produk-produk unggulan UMKM di wilayah Solo Raya.

Rumah Kurasi ini akan memberikan fasilitas pelayanan tidak hanya untuk pengiriman barang ekspor ke luar negeri, namun lebih berfungsi sebagai laboratorium ekspor,” katanya.

Joko juga menyoal,.perlunya badan hukum yang kuat untuk rumah kurasi, karena akan menaungi banyak UMKM yang menjadi anggota. Misal, badan hukum berupa koperasi. Dan yang tidak kalah penting adalah jaminan dari hasil kurasi produk-produk potensi ekspor.

“Jaminan itu dapat diberikan tatkala para curator bisa mendapatkan sertifikasi profesi sebagai curator professional melalui Lembaga Sertifikasi Profesi,” kata Joko.

Baik Liliek Setyawan, Sutanto maupun Nini Sartini mendukung gagasan itu, adanya laboratorium ekspor rumah kurasi. Mereka berharap, laboratorium itu nantinya bisa focus pada urusan diplomasi untuk menjalin dan menguatkan hubungan yang lebih baik dengan para calon buyer maupun buyer.

Kontak yang sudah terjalin akan membutuhkan konten-konten yang berupa katalog yang lebih detail. Sehingga di rumah kurasi perlu di back-up dengan laboratorium yang akan menjadi tempat untuk mendesain produk-produk yang diminati oleh buyer.

“Komunikasi desain ini membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga terjadi kesepakatan atas desain yang dikehendaki oleh buyer, baik itu desain untuk kfurniture, mebel maupun desain untuk produk tekstil,” kata Liliek.

Nini Sartini menambahkan, selain manajemen pengiriman container, menjalin relasi yang baik dengan buyer dan desain yang sesuai juga perlu menambahkan narasi pada setiap produk yang dihasilkan. Solo kaya dengan narasi budaya dan sejarah yang melatarbelakangi setiap produk kreatif.

Dikatakan, saat ini dirinya sudah mengajak Ibu-Ibu PKK untuk membuat anyaman dan pada pengiriman tadi, anyaman tersebut juga sudah masuk kedalam container dikirim ke Spanyol. Dan yang tidak kalah penting adalah membuka pasar pasar baru melalui pameran-pameran yang efektif di luar negeri.

“Untuk pasar yang sudah ada saat ini di Spanyol, perlu diperluas, jika rumah kurasi terbentuk, yakni melakukan pameran di kota-kota lain selain di Valensia, misalnya di Madrid atau Barcelona yang mempunyai potensi pasar lebih besar,” kata Sartini.(*)

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait