SOLO,LOKAWARTA.COM-Sebagai bentuk kepedulian terhadap pelestarian olahraga tradisional, Universitas Tunas Pembangunan / UTP Surakarta menggelar Festival Goara-Goara di GOR setempat, selama dua hari, Selasa dan Kamis (20 dan 22 Juni 2023).
Sebanyak 300 peserta (kategori anak dan umum) mengikuti Festival Goara-Goara yang merupakan Gabungan dari Olahraga Tradisional dan baru pertama kali digelar dalam rangka dies natalis UTP ke-43 itu.
Ada pun jenis permainan atau olahraga tradisional yang dimainkan di Festival Goara-Goara itu adalah rangku alu, balap karung, lompat tali bertahap/bertingkat, suda manda/engklek, lompat tali berputar, egrang bambu, boy-boyan dan panjat bambu. Kedelapan permainan / olahraga tradisional itu dimainkan bertahap dan berkesinambungan dalam waktu yang secepat-cepatnya.
Menurut pencipta Goara-Goara Slamet Santoso, sekaligus Dosen Pendidikan Jasmani UTP Surakarta, awal mula ide menciptakan Goara-Goara karena dia prihatin pada anak zaman sekarang yang lebih tertarik bermain game di gadgetnya ketimbang bermain bersama teman-temannya melakukan aktivitas outdoor.
Bahkan, banyak orang tua justru memfasilitasi serta memberi kebebasan pada sang anak untuk bermain gadget dengan alasan sebagai hiburan anak ketika anak-anak berada dirumah. Ini menyebabkan anak-anak sekarang perlahan-lahan tidak lagi mengenal permainan tradisional.
“Saya melihat anak-anak jaman sekarang sangat berbeda dengan masa kecil saya dulu. Saya sama teman-teman masa kecil saya suka sekali bermain engklek, petak umpet, balap karung, betengan bahkan lompat tali juga,” kata Slamet.
“Nah, saya melihat itu jadi kangen, saya jadi berpikir bagaimana saya bisa menciptakan permainan tradisional yang bisa dinikmati oleh semua kalangan termasuk anak-anak yang bisa dimainkan di era modern ini. Maka munculah festival Goara-Goara ini,” lanjut dia.
Wakil Dekan FKIP UTP Surakarta Kodrad Budiyono sekaligus wakil ketua festival mengatakan, Goara-Goara memiliki keunikan mampu memikat banyak orang dan memberikan sumbangsih untuk memajukan sektor pariwisata.
Pihaknya berharap festival itu mampu menjadi motor penggerak kebangkitan permainan maupun olahraga tradisional khususnya bagi para pemain serta membantu memajukan sektor pariwisata.
“Goara-Goara memiliki pesona dan keunggulan yang memiliki unsur-unsur seperti; keindahan, kelincahan, kecepatan, kekuatan, kecermatan, kelentukan, keseimbangan, ketepatan, ketekunan, pantang menyerah dan keberanian,” kata Kodrad.
“Harapannya festival Goara-Goara ini mampu menjadi salah satu motor penggerak kebangkitan permainan maupun olahraga tradisional, memupuk jiwa patriot, pelopor dan mandiri khususnya bagi para pemain serta membantu memajukan sektor pariwisata di Indonesia”, tandasnya.
Sementara itu, Kormi Surakarta yang diwakili Badri Rohani mengapresiasi Festival Goara-Goara tersebut. Badri mengatakan, permainan maupun tradisional memang perlu dilestarikan agar anak-anak jaman sekarang mengenalnya. Dia berharap agar olahraga tradisional ini bisa menjadi olahraga prestasi juga bahkan dilombakan di kejuaraan nasional maupun dunia.
“Kami dari Kormi mengapresiasi Festival Goara-Goara yang diadakan oleh UTP. Permainan tradisional jangan sampai hilang tergerus jaman sehingga harus tetap dilestarikan,” kata Badri.
“Ini merupakan langkah yang baik yang dilakukan oleh UTP, siapa tau dengan adanya festibal ini nantinya bisa menjadi olahraga prestasi yang bisa dilombakan di tingkat nasional maupun dunia,” ungkap Badri.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |