Meski Rumah Subsidi, Tapi Tahan Gempa Dan Bisa Bertahan 100 Tahun, Ini Alasannya

2 Februari 2022, 08:29 WIB

LOKAWARTA.COM,SOLO-Pengembang PT Derma Kusama Artha (DKA) memadukan teknologi precast, bata beton (ebrick), dan rangka atap baja ringan untuk setiap perumahan subsidi yang dibangun.

“Meski rumah sederhana atau rumah subsidi, namun dengan teknolog perpaduan tiga ini, maka bisa bertahan hingga 100 tahun,” kata direktur utama PT DKA Dermawan Bakri, Selasa (1/2/2022).

Dikatakan, teknologi precast merupakan pengembangan teknologi terbaru pracetak yang diciptakan perusahaan Jerman, Wayys & Fretag dengan tingkat kekuatan hingga K200.

Menurut Dermawan Bakri, keunggulan dari teknologi tersebut adalah tahan gempa pada skala 7 SR, dan tidak terpengaruh pergeseran tanah.

Sedang manfaatnya yaitu untuk menopang rangka atap dan genteng sehingga tidak runtuh akibat goncangan gempa.

Dinding juga utuh dan tidak retak akibat pergeseran tanah, tahan lama, dan kedap air sehingga tidak muncul resapan air yang berasal dari struktur rumah.

Teknologi precast ini bersertifikat dan telah lolos uji Balitbang Kementerian PUPR,” kata developer muda itu.

Sementara bata beton ebrick merupakan bata interloking yang dipasang dengan agregat formula khusus dan diberi manfaat tinggi mencapai 10 ton.

Keunggulannya, bata beton ebrick secara kualitas jauh lebih unggul dari batako atau bata merah. Selain itu juga memiliki presisi yang tinggi, sehingga terlihat rapi.

Dan juga memiliki kekuatan hingga 4,7 Mpa, tahan benturan dan bisa dipaku pada rekatan antar tembok yang kuat, lebih tahan terhadap rembusan air.

“Dindingnya sangat kuat sehingga tidak khawatir terkena benda keras, tidak mudah menyerap air sehingga tidak berlumut, dan mampu menopang benda berat hingga 80 kilogram,” jelasnya.

Bagaimana dengan rangka atap baja ringan? Sebagai atap, menurut Derma, baja ringan tahan lama, kuat, daya daya tarik hingga 550 Mpa, dan mudah menyesuaikan struktur rumah.

“Rangka atap baja ringan yang kuat itu mampu menopang beban genteng, tidak takut dimakan rayap, tidak berpikir untuk ganti, dan mudah diseting jika ingin menambah bangunan,” jelasnya.

Selain digunakan untuk membangun perumahan/properti milik sendiri, Dermawan Bakri juga membuka peluang kerja sama dengan para pengembang/developer yang ingin membangun perumahan.

“Dengan waktu pengerjaan yang relatif lebih singkat, tentu saja akan lebih cepat dan lebih hemat,” pungkasnya.

Editor : Vladimir Langgeng
Sumber :

Artikel Terkait