Muhammad dan Sameer

20 Juni 2023, 07:59 WIB

SEBUAH foto hitam putih tersimpan rapi di Gallery of Conggres di Damaskus, Syria.

Foto yang diambil tahun 1889 menggambarkan seorang pemuda buta, bernama Muhammad sedang menggendong Sameer, sahabatnya yang lumpuh.

Sameer mengalami sakit dwarfisme, kakinya lumpuh sehingga tidak mampu berjalan.

Muhammad menjadi kaki bagi Sammer, dan Sameer menjadi mata bagi Muhammad. Mereka bisa pergi menjelajah kemana-mana karena saling melengkapi satu sama lain.

Mereka bekerja disebuah kedai kopi dan tinggal di sebuah kamar yang sama di kota Damaskus, Syria.

Uniknya lagi, Muhammad adalah seorang muslim yang taat, sedangkan Sameer adalah seorang Kristen yang baik. Mereka bersahabat tanpa membeda-bedakan agama. Mereka saling mengasihi satu sama lain layaknya saudara kandung.

Mereka menyadari bahwa ada nilai yang lebih besar dari agama masing-masing yakni kasih yang universal.

Kasih akan sesama manusia yang tidak membeda-bedakan apa latar belakangnya. Kasih universal itu menampung siapa pun dari golongan atau agama apa pun juga.

Persahabatan sejati antara Muhammad dan Sameer mengoreksi pandangan atau ajaran agama yang eksklusif hanya untuk kelompok sendiri.

Agama justru sering membatasi orang untuk bersahabat. Bahkan agama sering dipolitisir untuk memecah belah masyarakat. Ada yang menindas dan membunuh dengan mengatasnamakan agama.

Itulah sebabnya, John Lenon membayangkan suatu dunia damai yang tidak dibatasi oleh agama, negara atau institusi apa pun.

John Lenon menuliskan sebuah syair dalam lagu yang berjudul “Imagine.

“Imagine there’s no countries. It isnt hard to do. Nothing to kill or die for.
No religion too. Imagine all the people. Living life in peace…”

Yesus mengajar tentang kasih yang universal. Kasih yang tidak membeda-bedakan. Kasih yang terbuka untuk semua orang, bahkan musuh kita sekalipun.

“Kasihilah musuh-musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian,” sabda Yesus.

Yesus bertanya, “Apabila kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kalian hanya memberi salam kepada saudaramu saja, apakah lebihnya dari perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?”

Muhammad dan Sameer adalah contoh persahabatan sejati yang tidak mengenal batas. Karena pada dasarnya kita semua adalah makhluk ciptaan yang sama dan sederajat di mata Tuhan.

Mari kita mengasihi tanpa sekat-sekat yang membatasi.

Kita diintimidasi oleh Tom and Jerry,
Sepanjang waktu saling bermusuhan.
Kalau kita masing-masing saling benci,
Berarti kita belum paham siapa Tuhan.

Cawas, ajarilah kami bahasa cinta kasih

Puncta 20.06.23
Alexander Joko Purwanto Pr

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait