Pelatihan Pemanfaatan Pati Ganyong, Yanni Asrie : Bisa Dibikin Karak Sehat Tanpa Borax dengan Aneka Rasa

4 Juli 2024, 07:17 WIB

BOYOLALI,LOKAWARTA.COM-Pati ganyong merupakan salah satu produk pangan lokal yang ingin dikembangkan dan diangkat sebagai produk unggulan daerah oleh Dinas Ketahanan Pangan Boyoli. Produksi pati ganyong di Boyolali yang cukup banyak oleh kelompok wanita tani di kabupaten tersebut belum banyak dimanfaatkan pelaku UMKM lainnya sebagai bahan baku pada pembuatan olahan pangan.

“Potensi daerah seperti pengolahan umbi ganyong perlu terus ditingkatkan untuk mendorong perkembangan pemanfaatan pangan lokal menjadi produk bernilai ekonomi tinggi dan membantu perkembangan UMKM,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Boyolali, Bambang Jiyanto.

Nah, untuk memanfaatkan pati ganyong sebagai bahan baku pada pembuatan olahan pangan, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Boyolali mrnggandeng Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Slamet Riyadi Surakarta mengadakan pelatihan.

Pelatihan pertama pembuatan cookies gluten free pati ganyong pada 24 Juni 2024 diikuti 24 pelaku UMKM di bidang kue dan roti. Pelatihan kedua, yakni pengelolaan food waste, tanggal 27 Juni, diikuti 15 orang dari kelompok wanita tani di Desa Krasak, Kecamatan Teras.

IMG 20240704 070407

Pelatihan cookies gluten free pati ganyong dan pengolahan food waste diberikan Yannie Asrie Widanti bersama tim, mrlalui teori dan praktek.

“Para peserta sangat antusias mengikuti pelatihan dan pendampingan yang masih dilanjutkan melalui grup whatsapp,” kata ketua LPPM Unisri Surakarta Yannie Asrie Widanti, dalam siaran pers.

“Pasca pelatihan, para peserta sangat bersemangat untuk mempraktekkan sendiri pembuatan aneka produk cookies pati ganyong dan olahan food waste, khususnya berupa karak sehat tanpa borax dengan aneka rasa.”

Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan Nur Djamilah menambahkan, saat ini sedang digencarkan aksi “Stop Boros Pangan” yang bertujuan untuk mengurangi pemborosan pangan yang dimulai dari tingkat rumah tangga.

“Masyarakat memerlukan edukasi mengenai perencanaan menu makanan sehari-hari dengan jumlah dan jenis yang tepat sesuai prinsip prinsip ilmu gizi. Karena itu, mereka perlu diberi pelatihan mengolah makanan yang tidak habis dikonsumsi namun masih layak makan, seperti nasi dan roti,” kata Nur Jamilah.(*)

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait