JAKARTA,LOKAWARTA.COM-Sukuk Mudharabah Keberlanjutan yang rencana diterbitkan PT Bank Syariah Indonesia meraih antusiasme yang tinggi dari pasar. Diluncuran Rabu (15/5/2024), BSI mencatat booking atau pemesanan dari investor untuk Sukuk Sustainability BSI sudah mencapai 300% atau sekitar Rp 9 triliun.
BSI berencana menerbitkan Sustainability Sukuk senilai Rp3 triliun dengan kisaran imbal hasil 6,40% hingga 7,20% untuk jangka waktu satu, dua, dan tiga tahun dengan masa penawaran awal sejak 14 hingga 30 Mei 2024. Sukuk tersebut teridiri dari dari 3 seri, yaitu seri A dengan jangka waktu 1 tahun, seri B jangka waktu 2 tahun dan seri C jangka waktu 3 tahun. Saat ini dalam proses perijinan tahap akhir OJK.
Dana hasil penerbitan sukuk akan digunakan untuk mendukung pembiayaan dalam kategori Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) dan Kegiatan Usaha Berwawasan Sosial (KUBS).
Melihat animo pasar tersebut, Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan, manajemen perseroan optimistis Sustainability Sukuk BSI akan diserap secara maksimal oleh pasar.
“Kami optimistis akan terserap optimal karena kinerja perseroan saat ini berada di atas rata-rata industri perbankan dilihat juga dari rating idAAA serta merupakan sukuk pertama yang diterbitkan BSI. Sukuk Sustainability ini akan menjadi pilihan investasi menarik bagi masyarakat, terutama anak-anak muda,” ujarnya menegaskan.
Dikatakan, Sukuk ESG BSI dapat dimiliki investor institusi dan ritel dengan harga per unit Rp 5 juta. Saat ini mayoritas yang melakukan booking dari kategori investor institusi.
Sukuk Sustainability BSI bisa dibeli investor di perusahaan sekuritas yang bekerja sama dengan perseroan, yakni Mandiri Sekuritas, BNI sekuritas, BRI Danareksa Sekuritas, Trimegah Sekuritas, Mega Capital Sekuritas dan Maybank Sekuritas.
Lebih lanjut dijelaskan, dana yang diperoleh dari penerbitan sukuk itu akan disalurkan ke pembiayaan yang sudah ada (eksisiting), pada kategori KUBL (Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan) dan KUBS (Kegiatan Usaha Berwawasan Sosial).
Berdasarkan prospektus yang diterbitkan perseroan, dana yang dihimpun dari penerbitan Sustainability Sukuk BSI sekitar 30-50%-nya akan disalurkan di sektor KUBL. Yaitu untuk kategori energi terbarukan, produk yang dapat mengurangi penggunaan sumber daya dan menghasilkan lebih sedikit polusi, serta pengelolaan air limbah yang berkelanjutan.
Sedangkan penyaluran dana untuk kategori KUBS memiliki porsi 50%-70%. Adapun posisi per Maret 2024, portofolio pembiayaan berkelanjutan di BSI mencapai Rp 59,19 triliun yang terbagi atas kategori KUBL sebesar Rp 12,57 triliun dan KUBS sebesar Rp 46,62 triliun.
Saat ini kondisi keuangan perusahaan juga sangat stabil dengan total asset per April 2024 Rp 350,67 triliun dengan YOY growth 11,94% dan posisi Dana Pihak Ketiga sebesar DPK 293,2 triliun dengan YOY growth 9,41%. Adapun pembiayaan Rp 251,58 triliun dengan YOY growth 17,94% sehingga posisi FDR perusahaan 85,72% sehingga cukup ample.
Perlu diketahui, penerbitan sukuk ESG SBI ini melengkapi serangkaian aktivitas BSI di pasar modal. Di antaranya rights issue pada 2022, penerbitan surat berharga EBAS-SP SMF-BRIS 01 dan di awal tahun ini Sukuk Sustainability. Sukuk ESG adalah hal menarik karena beberapa investor kerap menanyakan praktik ESG sebuah perusahaan.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |