SOLO,LOKAWARTA.COM-Ketika Amarta dalam kondisi kacau dan berada di jurang kehancuran, angkara murka merajalela, penguasa dan para pejabat sibuk memikirkan diri sendiri serta lari dari tanggung jawab, Bima merasa resah dan terpanggil untuk menyelesaikan masalah.
Bima memutuskan bertapa untuk mencari ilmu. Kemudian dia dikenal sebagai Resi Gupala. Bima melakukan perjalanan meninggalkan raganya di pesanggrahan Bumi Aldaka di Astina untuk menemui Batara Bayu. Dia mencari petunjuk supaya Amarta kembali aman, tentram, dan sejahtera seperti semula.
Ketika kebatilan, keserakahan, ketamakan, dan kejahatan berkuasa, Bima terjaga, hidup kembali. Maka terjadilah perang sengit antara Bima melawan bala Kurawa yang dipimpin Duryudana. Di akhir cerita, Bima mampu mengalahkan Duryudana dan bala Kurawa.
Lakon Bima Maneges itu dipentaskan di kampus Universitas Tunas Pembangunan Surakarta (UTP), Sabtu (10//2024), dalam rangka dies natalis UTP ke-44 sekaligus melestarikan wayang kulit, kepada generasi muda dan masyarakat luas.
Ki Warseno Slenk yang menjadi dalang mampu memperlibatkan kebolehannya dan mampu menyampaikan pesan dengan mudah dan gampang dicerna. Sebelum pertunjukan wayang dimulai, ada pula penampilan Owah Gerr Band yang bikin tertawa para penonton.
“Lakon Bima Maneges ini juga bisa menjadi pegangan para dosen dalam mendidik para mahasiswa terutama dalam membangun karakter. Ini penting bagi kita dalam menghadapi situasi seperti sekarang ini,” kata ketua Yayasan Pendidikan Tunas Pembangunan Surakarta Leny Pramesti ketika memberi sambutan.
Rektor Universitas, Prof Dr Winarti menyatakan, pagelaran wayangan ini tidak hanya bertujuan untuk menghibur, tetapi juga untuk mengedukasi mahasiswa dan masyarakat tentang nilai-nilai filosofi dan moral yang terkandung dalam cerita wayang.
“Melalui acara ini, kami berharap dapat menginspirasi generasi muda untuk terus melestarikan dan menghargai warisan budaya bangsa,” kata Prof Winarti.
Koordinator pagelaran wayang Dr Susilaningtyas Budiana Kurniawati menambahkan, pagelaran wayang kulit tersebut juga menjadi ajang bagi mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) kewirausahaan untuk berkolaborasi dan menunjukkan bakat mereka.
“Di sore hari kita ajak mahasiswa untuk belajar kewirasuhaan membuka stand. Ada yang jualan makanan, produk kerajinan tangan hingga fashion,” ungkap Dr. Susilaningtyas.
“Lalu untuk hiburannya ada dari UKM musik yang siap menghibur penonton atau pengunjung yang datang. Saya harapkan event ini dapat memberikan pengalaman dalam melestarikan budaya, sekaligus belajar wirausaha dan menunjukkan bakat seni mereka.”(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |