Perbarindo Gaet Nasabah Milenial dan Pertahankan Nasabah Konvensional, Ini Jurusnya

15 Juni 2022, 10:33 WIB


LOKAWARTA.COM,KARANGANYAR-Kebangkitan UMKM di era pasca pandemi covid-19 tidak bisa berjalan sendiri. Tetapi, kata ketua DPD Perbarindo Jawa Tengah Dadi Sumarsana, bank juga harus hadir di situ.

Sebab, saat pandemi covid-19, banyak UMKM kekurangan dana, kekurangan uang, sementara bank tidak pernah kekurangan uang. Lagi pula, kata Dadi, penanganan UMKM sebelum dan sesudah pandemi juga berbeda.

Tengok saja, pasca pandemi banyak UMKM bermunculan, pengelolanya anak-anak muda, anak mienial. Menurut Dadi, anak muda pinginnya cepat, praktis, efisien, dan tidak mau menunggu lama.

Demikian juga saat berurusan dengan bank, anak muda itu juga pinginnya cepat, praktis dan efisien, tak mau menunggu lama. Nah, kata Dadi, itu semua identik dengan dunia digital.

Karena itu, kata Dadi, untuk menjaring anak-anak milenial menjadi nasabah, menjadi debitur, maka BPR/BPRS harus menerapkan sistem digital. Kalau tidak maka akan ditinggal.

“Kehadiran platform digital UMKM Bangkit yang kita bangun, salah satu tujuannya adalah untuk membidik kalangan milenial. Tapi tentu saja, kita juga tetap harus ngopeni nasabah konvensional yang masih tradisional,” kata Dadi Sumarsana.

Hal itu dikatakan usai membuka Training of Trainer (Batch 5) incubasi dan digitalisasi bagi 5.000 UMKM di Jawa Tengah, Selasa (14/6/2022), di Karanganyar. Kegiatan Training of Trainer yang bekerja sama dengan Perbarindo Solo Raya itu adalah yang kelima.

Sebelumnya, DPD Perbarindo Jawa Tengah dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menggelar kegiatan serupa di Komiaariat Tegal, Pati, Semarang. Setelah itu akan digelar di Komisariat Kedu dan Banyumas.

“Di Jawa Tengah ini ada 254 BPR. Kami optimistis bisa mencapai target melakukan digitalisasi 5.000 UMKM dalam program UMKM Bangkit ini,” tambah wakil ketua Perbarindo Jawa Tengah Dwiyono.

Ketua Perbarindo Solo Raya Azis Sholeh mengatakan, kegiatan Training of Trainer di Solo yang difasilitasi LPS diikuti perwakilan 71 BPR/BPRS. Masing-masing dua orang, yaitu bagian teknologi informasi dan promosi/marketing, atau lainnya.

“Setelah pulang nanti, para peserta bisa mengajari teman-teman kantor dan para pelaku UMKM binaan BPR dalam mengoperasikan platform digital UMKM Bangkit,” kata Azis.

Penasihat Pratama Pusat Diklat LPS Budi Joyo yang hadir sebagai pembicara mengatakan, LPS terpanggil untuk membangkitkan UMKM, khususnya binaan atau debitur BPR/BPRS pasca pandemi. Tujuannya untuk membantu pertumbuhan UMKM dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Ia mengatakan, jika UMKM binaan atau debitur BPR/BPRS bisa bangkit dan menggeliat maka pembayaran angsuran kredit ke BPR/BPRS akan lancar dan BPR akan tambah sehat sehingga simpanan ke LPS juga akan meningkat.

“Ada banyak manfaat dari platform digital UMKM Bangkit itu. Antara lain untuk membuat laporan keuangan UMKM secara digital yang sederhana dan transparan, sarana promosi, serta sarana pembayaran nontunai seperti halnya platform pembayaran digital lainnya,” kata Budi Joyo.(*)

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait