KARANGANYAR,LOKAWARTA.COM-PT Pertamina meresmikan Laboratorium Kultur Jaringan di Taman Hutan Raya / Tahura KGPAA Mangkunagoro I, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, Selasa (21/3/2023).
Peresmian ditandai penandatanganan prasasti oleh Area Manager Communication, Relation & CSR Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga Brasto Galih Nugroho dan Kepala Balai Tahura KGPAA Mangkunegoro 1 Yuni Kusumodewi, disaksikan Operasional Head PT Pertamina Patra Niaga DPPU Adi Soemarmo I Ketut Mertha.
Dalam kesempatan itu juga dilakukan penanaman pohon, penyerahan hadiah lomba peringatan hari kehutanan sedunia, dan yang paling penting dimulainya pelatihan kultur jaringan.
“Laboratorium Kultur Jariangan yang merupakan bagian dari Program Konservasi Keanekaragaman Hayati Gunung Lawu ini adalah program CSR PT Pertamina Patra Niaga DPPU Adi Soemarmo tahun 2023,” kata Brasto kepada media di sela peresmian.
Menurut Brasto, Program Konservasi Keanekaragaman Hayati Gunung Lawu sebenarnya sudah berjalan sejak tahun lalu. Yaitu dengan dilakukannya identifikasi berbagai spesies tanaman.
Nah, dengan keberadaan laboratorium tersebut, kata Brasto, diharapkan bisa memudahkan proses konservasi dan pengembangbiakan tanaman langka di Tahura, seperti tanaman Anggrek Lawu.
Selain pembangunan laboratorium, kata Brasto, Pertamina juga memberi pelatihan tentang konservasi dan budidaya tanaman yang diikuti dua kelompok tani hutan (KTH) di sekitar Tahura Karanganyar. Pelatihan selama 2 hari, menghadirkan konsultan ahli dari Yayasan Generasi Biologi Indonesia (Genbi).
“Harapannya, nantinya para kelompok tani hutan dapat ikut melestarikan flora di Tahura serta memperoleh penghasilan dari hasil budidaya tanaman yang dilakukan,” kata Brasto.
Terkait pemilihan lokasi dalam, Brasto beralasan, Tahura KGPAA Mangkunegoro 1 merupakan lokasi konservasi untuk pendidikan penelitian, dan wisata yang selaras dengan program CSR perusahaan tentang mitigasi bencana dan keanekaragaman hayati.
“Di sini adalah lokasi konservasi untuk pendidikan penelitian dan juga wisata. Kami juga punya program mitigasi bencana dan keanekaragaman hayati,” terangnya.
Kepala Balai Tahura KGPAA Mangkunegoro 1 Yuni Kusumodewi mengapresiasi bantuan laboratorium itu. Menurut dia, keberadaan laboratorium kultur jaringan itu merupakan kali pertama dimiliki Tahura KGPAA Mangkunegoro 1.
Menurut Yuni, laboratorium itu akan sangat membantu untuk proses pembelajaran dan pengembangbiakan serta konservasi bibit di area taman hutan rakyat.
“Kita ini memang baru belajar untuk memperbanyak bibit melalui teknik kultur jaringan. Alhamdulillah bukan hanya bermanfaat buat Tahura tapi juga bermanfaat buat daerah kawasan penyangga ini dan masyarakat sekitar,” kata dia.
Dannis Yudha Kusuma, salah satu pendamping program konservasi dari Generasi Biologi Indonesia mengatakan selama ini kendala dalam pengembangbiakan anggrek lantaran tanaman tersebut sulit berkembang biak secara alami.
“Jadi butuh media yang cukup kompleks. Nah, dengan kultur jaringan diharapkan tanaman anggrek bisa dibudidayakan lagi,” katanya.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |