SUKOHARJO, LOKAWARTA.COM – PT Lor International Hotel (LIH) selaku operator Lorin Solo Hotel meluncurkan logo baru yang lebih muda, kekinian, namun tetap elegan.
Selama 25 tahun ini, logo Lorin menggunakan font jelas dan tegas dengan arah mata angin terpampang besar. Ikon kompas di logo lama Lorin menjadi brand identity.
Di logo baru ini, ikon kompas tetap ada namun ukurannya lebih kecil dan berada di dalam huruf O di brand Lorin. Dengan font yang lebih simple dan luwes.
Hal itu dijelaskan oleh Direktur Utama (Dirut) PT Lor International Hotel (LIH), IB Santoso dalam konferensi pers peluncuran logo baru, di Al Mumtazah Syariah Hotel Solo, Sukoharjo, Jumat (15/3/2024).
Logo baru ini menandai rebranding citra hotel di bawah naungannya sebagai properti yang dinamis mengikuti perkembangan zaman.
“Logo baru ini lebih terlihat muda, kekinian, namun tetap elegan. Karakter inilah yang ingin kami bawa di properti Lorin Hotel, termasuk di Solo. Meskipun usianya sudah matang, namun semangat pelayanannya tetap sesuai dengan perubahan zaman yang semakin modern ini,” papar IB Santoso.
Perubahan logo itu seiring meluasnya market segmen Lorin yang tidak terbatas kalangan dulu melainkan menjangkau hingga gen Z. Rebranding melalui resfreshing logo ini sejalan juga dengan perbaikan-perbaikan yang dilakukan owning company.
Menurut IB Santoso rebranding logo Lorin bukan hanya sekadar pembaruan visual. Namun juga melambangkan komitmen teguh PT LIH untuk mendorong inovasi, melayani para pelanggan, dan membentuk masa depan.
“Kami sangat bersemangat untuk memulai perjalanan transformasi ini dan berharap untuk memberikan nilai yang lebih besar lagi kepada para pelanggan dan stakeholder,” tegas IB Santoso.
Dijelaskan, logo baru Lorin tetap menggunakan warna earth tone, yakni hijau, coklat, dan hitam. Selain sebagai identitas korporasi, warna-warna natural itu menguatkan konsep back to nature. Untuk merepresentasikan karakter Lorin Solo Hotel sebagai hotel resort dengan nuansa alam.
“Harapan kami agar Lorin Solo Hotel tetap menjadi hotel favorit pilihan para tamu yang memberikan kenyamanan dalam pelayanannya. Tak hanya itu, font logo baru ini juga lebih modern. Artinya, pelayanan yang ditawarkan juga bukan lagi pelayanan konvensional. Tapi wajib menyesuaikan kebutuhan zaman,” jelas IB Santoso.
Selain Lorin Solo Hotel, PT LIH menjalankan properti lainnya di Solo, yakni Dwangsa Solo Hotel dan Syariah Hotel Solo. Di Bogor, terdapat Lorin Sentul Hotel dan Syariah Hotel Sentul. Rencananya, tahun ini PT LIH akan membuka kembali New Kuta Hotel managed by Lorin dan Lorin New Kuta Hotel di Bali.
IB Santoso mengungkapkan, PT LIH terus berupaya menjadi tuan rumah yang otentik dan mitra terbaik. Artinya, pengalaman yang ditawarkan tidak hanya menyenangkan dan menginspirasi bagi tamu, tetapi juga memberikan dukungan yang berwawasan dan responsif kepada pemilik hotel.
“Kami telah menyelaraskan diri dalam kekuatan branding untuk memberikan fleksibilitas dan kesan keakraban yang jarang ditemui di brand lain. Keunikan menjadi landasan pertumbuhan kami, dan kami siap untuk berpartnership meraih sukses bersama,” urai IB Santoso.
Ditegaskan, PT LIH hanya mengubah desain logo saja namun untuk servis dan hospitality tetap memegang tradisi kebudayaan setempat dengan mencerminkan budaya lokal masing
-masing.
“Tim sedang fokus di digital seperti media sosial dan marketplace karena efek media sosial sangat berpengaruh terhadap tingkat kunjungan. Banyak yang tertarik untuk datang ke hotel karena sosmed,” imbuh IB Santoso.
Dalam kesempatan yang sama, diselenggarakan juga Milad Syariah Hotel Solo ke-10 di Ar Raihan Ballroom.
Ketua Pelaksana Milad Syariah Hotel Solo, Prasetyo Nugroho menjelaskan sebelumnya Syariah Hotel telah menuntaskan beberapa agenda charity dalam event Road to Milad.
“Yakni, coaching clinic dan live cooking bersama UMKM dan Kader PKK Kecamatan Kartasura, donor darah, dan pemberian santunan ke Pondok Pesantren Ubay bin Ka’ab di Boyolali,” ujar Prasetyo Nugroho.
Milad Syariah Hotel Solo dimeriahkan penampilan tari sufi dari eNHa Whirling Dervis Pondok Pesantren Nurul Hidayah Boyolali dan fashion show karyawan yang didukung oleh Al-Fath, brand pakaian muslim di Solo.
Editor | : | Arumi Chan |
---|---|---|
Sumber | : |