Rektor Universitas Surakarta Astrid Widayani : Muda, Cantik, dan Cerdas

17 Maret 2023, 08:51 WIB

SOLO,LOKAWARTA-Muda, cantik, dan cerdas. Sanjungan itulah yang disampaikan tokoh/pelaku pendidikan Surakarta (Jawa Tengah) terhadap Astrid Widayani (36 tahun) yang dikukuhkan Rektor Universitas Surakarta (Unsa), Kamis (16/3/2023).

Hal itu disampaikan Kepala LLDIKTI Wilayah 6 Bimo Widyo Andoko, Ketua Aptisi Surakarta Singgih Purnomo, dan Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Surakarta Margono menyampaikan pujian pada Astrid dalam sambutan mereka.

“Tidak dipungkiri, sekarang ini era pemimpin perempuan di perguruan tinggi. Mulai dari rektor ITB, rektor UGM, rektor Unpad, dan kini ada rektor perempuan di Surakarta, yakni mbak Astid rektor Universitas Surakarta. Masih muda, cantik, dan cerdas,” kata Bimo.

“Semoga dengan kecerdasan yang dimiliki, beliau bisa mencetak anak anak muda yang berkualitas, tidak hanya di Surakarta tapi di juga Jawa Tengah,” katanya.

Hal senada dikatakan Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia (Aptisi) Surakarta Dr Sigit Purnomo. Dia mengaku sering diingatkan akan pentingnya kerja sama internasional dalam mengelola sebuah perguruan tinggi.

“Membangun jaringan internasional itu penting bagi perguruan tinggi. Selain untuk membuka jaringan internasional, juga untuk menunjukkan kualitas perguruan tinggi tersebut,” kata Sigit.

“Perguruan tinggi berkualitas atau tidak, parameternya bisa dilihat kalau lulusan yang dihasilkan mudah mencari pekerjaan,” kata rektor Universitas Duta Bangsa itu.

Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Surakarta Margono berharap, kepemimpinan Astrid Widayani sebagai rektor Unsa bisa membawa kemajuan perguruan tinggi tersebut.

Astrid adalah rektor kelima perguruan tinggi yang mulai menginjak usai 25 tahun itu. “Di luaran sana, kita bisa melihat reputasi mbak Astrid yang aktif di berbagai organisasi. Nah, ini bisa menjadi modal untuk membawa Universitas Surakarta lebih maju lagi,” kata Margono.

IMG 20230317 083640

Ya, dengan ditunjuk sebagai rektor Universitas Surakarta (Unsa) periode 2023-2027, Astrid Widayani merasa turun gunung. Sebab sebelumnya, dia adalah Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Surakarta yang menaungi Unsa.

Dalam pidatonya, Astrid yang kini tengah menempuh program salah satu perguruan tinggi di Swis itu berjanji akan membawa Unsa lebih maju tanpa harus meninggalkan nilai nilai yang diletakan oleh para pendiri.

Ia mengatakan, UNSA telah berproses menjadi sebuah institusi pendidikan tinggi yang turut berkontribusi dalam upaya mencerdaskan bangsa selama kurun waktu 24 tahun. Tahun ini merupakan tonggak awal pengembangan institusi dengan semangat seperempat abad atau 25 tahun Unsa.

Dengan membawa sebuah filosofi jawa “Nunggak Semi” atau dalam konsepsi kebudayaan Jawa adalah proses gumanti atau lahir dan berkembangnya kebudayaan tanpa meninggalkan akar kebudayaan itu sendiri.

“Semangat dan dedikasi yang kuat oleh pendahulu akan menjadi panutan kami sebagai generasi penerus. Seperti halnya konsep nunggak semi, nunggak berasal dari kata tunggak yang artinya adalah batang pohon yang telah ditebang,” kata Astrid.

“Biasanya dari bekas batang pohon yang ditebang akan muncul tunas baru yang disebut dengan istilah semi. Harapannya tunas-tunas tersebut semakin tumbuh dan berkembang di atas pijakan akar yang kuat yang telah ditorehkan oleh pendahulunya.”

“Selain Nunggak Semi tentunya filosofi Mikul Dhuwur Mendem Jero juga senantiasa menjadi pengingat kami dalam melaksanakan Amanah ke depan dengan baik,” kata Astrid.

Pihaknya berharap, Unsa bisa menjadi The Rising University in Central Java dengan 14 program studi (prodi) yang dimiliki. Dengan Visi menjadi universitas berbasis kewirausahaan unggulan dengan sebuah capaian budaya kerja baru CREATIVE, yang berlandaskan semangat collaborative, responsible, educative, agile, trustworthy, innovative, Visionaire, and entrepreneur.

UNSA Creative optimis bisa membawa segenap civitas akademika di Universitas Surakarta bisa berjalan beriringan menuju UNSA yang semakin baik,” kata Astrid Widayani.

Dalam kesempatan ini, Astrid juga menyampaikan permohonan untuk dapat menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak secara pentahelix mulai dari pihak sesama perguruan tinggi, bisnis atau industry, komunitas, pemerintah dan media. “Yang dibutuhkan saat ini adalah kolaborasi,” pungkas Astrid.

Acara pengukuhan juga diisi dengan diskusi publik lintas sektoral antar dua wilayah, yaitu Pemkot Surakarta dan Pemkab Karanganyar. Sebagai pembicara, Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa dan Wakil Bupati Karanganyar Rober Christanto serta Astrid Widayani.(*)

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait