KARANGANYAR,LOKAWARTA.COM-Banyaknya kasus cidera yang dialami masyarakat oleh karena bencana, kecelakaan maupun penyakit serta semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan akses kesehatan menjadikan relawan sangat dibutuhkan, selain tenaga medis dan paramedis.
Karena itu para relawan harus memiliki kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan yang mumpuni, selain memiliki peralatan medis dan kendaraan operasional seperti ambulan.
Berangkat dari situ tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Program Studi Keperawatan Universitas Sahid Surakarta melakukan pengabdian kepada masyarakat bertema “Pengembangan Relawan Ambulan Tangguh untuk Meningkatkan Pelayanan pada Masyarakat dengan Kegawatdaruratan Penyakit dan Trauma”.
Kegiatan yang diketuai Sutrisno itu adalah satu dari lima proposal PKM Usahid Surakarta yang lolos didanai Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (DRTPM Kemendikbud).
Pengabdian yang dilaksanakan tanggal 7 dan 8 September 2024 itu bagi Relawan Karangpandan (Rendan) Karanganyar. Rendan merupakan kelompok masyarakat yang mengabdikan diri membantu masyarakat secara luas di Kecamatan Karangpandan Karanganyar, bahkan hingga ke luar Kabupaten Karanganyar.
“Kegiatan yang melibatkan tiga dosen dan dua mahasiswa ini dilaksanakan untuk pengembangan para relawan, sehingga kapasitas relawan meningkat,” kata Sutrisno, ketua tim PKM Prodi Keperawatan Usahid Surakarta.
Dalam kegiatan ini, sekitar 20-an relawan diajarkan dan diajak diskusi aktif oleh para dosen pengabdi yang terlibat. Dua poin penting dalam kegiatan ini adalah para relawan diajarkan bagaimana teknik melakukan pertolongan cidera pada masyarakat dengan metode PRICE (Protection, Rest,Ice,Compression, Elevation). Metode ini sederhana tapi efektif pada kasus-kasus cidera yang dialami seseorang.
“Sebelum dan setelah pelatihan, para relawan melakukan pre test dan post test untuk menilai seberapa jauh mereka menguasai materi pelatihan,” jelas Sutrisno.
Dalam kegiatan itu relawan diajarkan bagaimana melakukan proteksi pada area cidera, kemudian pentingnya mengistirahatkan anggota tubuh yang cidera, penggunaan kompres es, penggunaan perban elastis untuk menekan area cidera serta bagaimana cara meninggikan area cidera sehingga mampu menurunkan nyeri dan pembengkakan.
Tema kedua adalah penanganan kegawatdaruratan penyakit henti napas dan henti jantung dengan tindakan Basic Life Support. Ini merupakan tindakan bantuan hidup dasar yang harus dimiliki relawan, baik relawan lama maupun yang baru bergabung.
Di situ, tim pengabdi memberi materi dan mendemonstrasikan langsung dengan menggunakan manikin, bagaimana melakukan bantuan hidup dasar pada kejadian henti napas/henti jantung.
Dalam kegiatan itu, peserta kegiatan tampak antusias merefresh kembali kemampuan dan keterampilan meraka dalam melakukan pertolongan pada korban menggunakan beberapa peralatan yang disiapkan tim.
Pada akhir kegiatan, Tim PKM Usahid Surakarta menyerahkan beberapa alat tepat guna untuk mendukung aktifitas atau kerja para relawan di lapangan. Yakni, 5 tabung oksigen berikut kelengkapanya, 5 tas emergency dan isinya, 5 perlengkapan spalk komplit, 5 alat baging, sarung tangan dan perlengkapan lainnya.
“Kegiatan ini akan dilanjutkan dan masih akan diteruskan hingga beberapa minggu bahkan bulan mendatang,” kata Sutrisno. (*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |