LOKAWARTA.COM,SRAGEN-Besarnya potensi bisnis yang bisa dikembangkan di Sragen, menjadi salah satu alasan investor, Angkasa Wijaya, membangun hotel di kabupaten tersebut.
Misalnya, belum adanya standar hotel bintang di Sragen padahal banyak kegiatan bisnis, promosi, dan pemerintahan yang digelar di kabupaten tersebut sehingga akhirnya akhirnya berbagai kegiatan di kabupaten itu digelar ke Solo.
Demikian juga dengan tamu bisnis, tamu resmi pemerintahan, maupun tamu keluarga di Sragen banyak yang terpaksa dilarikan ke Kota Solo dan sekitarnya lantaran di Sragen tidak ada hotel bintang. Kalau pun ada kelas melati. Belakangan, wisatawan di Sragen juga berkembang, sehingga para wisatan yang kepingin menginap juga butuh hotel.
“Dengan membangun hotel di sini, kami ingin ikut membantu meningkatkan perekonomian Kabupaten Sragen, terutama masyarakat sekitar,” kata investor asal Madiun itu di sela peresmian Front One Hotel Sragen, Rabu (8/12/2021) malam.
Hal yang sama dikatakan Dicky Sumarsono, CEO dan Founder Azana Hotels & Resorts, selaku operator Front One Hotel Sragen. “Front One Hotel Sragen adalah hotel ke 58 yang kami resmikan. Setelah ini ada lagi tiga hotel di bulan ini, yakni di Tuban, Cilacap, dan Semarang,” ujarnya.
Lebih lanjut Dicky Sumarsono mengatakan, sebelum membangun hotel di Sragrn tim dari Azana Hotel terlebih dahulu melakukan riset. Hal yang sama juga dilakukan saat membangun hotel di daerah-daerah lainnya.
“Karena di Sragen sudah ada hotel, maka kalau masyarakat mau menggelar pesta pernikahan, seminar, wisuda, dan lainnya, tak perlu lagi jauh jauh ke Solo,” kata Dicky Sumarsono.
Ada 45 kamar, mulai dari standar, superior, hingga deluxe, mulai dari harga Rp 249.000 per kamar. Di hotel dengan lima lantai tersebut terdapat meeting room dengan kapasitas maksimal 300 orang.
Selaku operator, Azana Hotels mentargetkan okupansi kamar hotel Front One Sragen sebesar 90 persen. Target okupansi itu cukup berani, meningat hotel tersebut terbilang baru dan suasananya juga masih dalam situasi pandemi.
“Untuk hotel di bawah 60 kamar yang kami operasikan, target okupansi 90 persen, untuk 70 kamar targetnya 75 persen,” kata Dicky yakin.
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |