LOKAWARTA.COM,KARANGANYARHasil survei Bank Indonesia Solo terhadap pesantren di Solo Raya menunjukkan adanya potensi ekonomi dan kewirausahaan di kalangan pondok pesantren atau ponpes.
Kepala perwakilan Bank Indonesia Solo Nugroho Joko Prastowo mengatakan, sekitar 7% ponpes memiliki unit usaha di sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan sendiri atau dikembangkan sebagai unit usaha untuk menopang kemandirian ekonomi pesantren.
Namun, kata Joko, sektor pertanian saat itu menghadapi kendala berupa ketidakseimbangan ekosistem akibat pola budidaya yang tidak ramah lingkungan sehingga produktivitas lahan semakin menurun dan kelestarian alam menjadi terganggu.
Nah, salah satu pendampingan Bank Indonesia Solo adalah mendorong klaster dan UMKM binaan, termasuk ponpes, di sektor pertanian untuk mengembangkan budidaya tanam ramah lingkungan.
“Salah satu upayanya adalah melalui pelatihan peningkatan kesuburan tanah dengan mengoptimalkan fungsi mikro organisme,” kata Joko ketika membuka pelatihan perbaikan kesuburan tanah.
Pelatihan selama tiga hari, yang dimulai Rabu (17/11/2021) di Pondok Husnul Khotimah Desa Ngemplak, Karangpandan, Karanganyar itu diikuti 21 ponpes se-Solo Raya di bawah koordinasi Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (HEBITREN) Solo Raya.
Pelatihan bekerja sama dengan Komunitas Bunkaination Indonesia di Malang, yaitu komunitas petani yang berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan dengang moto “kita jaga bumi, bumi jaga kita”.
“Filosofi ini mengandung makna bahwa pertanian yang menjaga alam akan lebih berkah dan mendapatkan hasil yang optimal,” jelas Joko.
Pertanian tersebut, lanjut Joko, mengkampanyekan santri tani mandiri dan tidak bergantung pada produk buatan pabrik. Input produk pertanian dilakukan secara mandiri mulai dari pembuatan pupuk dan pestisida organik.
Santri Jogo Bumi, kata Joko, mendorong pesantren melaksanakan sistem pertanian organik yang dapat meningkatkan ketahanan tanaman dari hama penyakit, sehingga mendukung peningkatan produktivitas tanaman. Selain itu, biaya produksi pertanian menjadi lebih efisien, dan produk menjadi lebih aman dikonsumsi.
.
“Tujuan pelatihan adalah mendorong terciptanya sustainable farming yang dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi biaya produksi serta menjaga kelestarian dan keseimbangan alam.”
Lebih lanjut Joko mengatakan, Bank Indonesia memfasilitasi pelatihan perbaikan kesuburan tanah dan pengendalian Organisme Penganggu Tanaman dengan mengoptimalkan fungsi mikroorganisme tanah kepada ponpes yang memiliki unit usaha sektor pertanian.
Pelatihan untuk meningkatkan kapasitas santri tani dalam mengenali lahan dan tanamannya sehingga dapat memberikan nutrisi yang tepat tanpa mengganggu keseimbangan ekosistem. Konsep pertanian ponpes dengan mengusung tagline.
”Santri Jogo Bumi” menjadi kebutuhan untuk menjaga keberlangsungan ekologi.”Ini sejalan dengan peran manusia sebagai khalifatullah yang memiliki tanggung jawab atas kelestarian alam semesta.”
Lebih lanjut Joko mengatakan, pesantren memiliki peran strategis dalam pengembangan ekonomi keuangan syariah di Indonesia.
Sebab, tidak hanya menjalankan fungsi pendidikan, tetapi juga menjadi pusat pengembangan ekonomi untuk kemandirian lembaga sekaligus menciptakan wirausaha baru.
Disamping itu membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat terutama di lingkungan sekitar pesantren.
Nah, Bank Indonesia berkolaborasi dengan stakeholder terkait secara berkesinambungan mendorong pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah (EKSyar) sebagai pertumbuhan ekonomi baru.
Antara lain melalui pendampingan dan bantuan teknis untuk mendorong kemandirian ekonomi pondok pesantren (ponpes).
Pemberdayaan dan penguatan ekonomi syariah dicapai melalui penguatan rantai nilai halal dengan mengembangkan ekosistem dari berbagai tingkat bisnis syariah, termasuk pesantren, UKM, dan perusahaan dalam rantai hubungan bisnis untuk memperkuat struktur ekonomi yang inklusif.
Program itu dilaksanakan di empat sektor utama, yaitu industri makanan halal, sektor pariwisata halal, sektor pertanian dan sektor energi terbarukan.
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |