LOKAWARTA.COM,SOLO-Menapaki usia satu dekade, Komunitas Solo Mengajar terus mengabdikan diri pada bidang pendidikan untuk anak-anak kurang mampu dalam bingkai kebangsaan dan keragaman.
Komunitas tersebut ingin agar anak anak usia sekolah itu semakin mendekatkan mimpi dan cita-cita mereka melalui Gerakan Masyarakat Membaca (Gemar Baca). Tidak hanya di Solo saja, tapi juga dan sekitarnya atau Solo Raya.
Karena itu, di usia sepuluh tahun, Solo Mengajar juga akan menggandeng masyarakat untuk ikut peduli pada kegiatan gemar membaca dengan mengajak anak-anak di pelosok kampung di Solo dan sekitar.
“Solo Mengajar terus berkampanye Gerakan Masyarakat Membaca atau Gemar Baca. Anak-anak dampingan kami ingin terus membaca buku melalui program Gemar Baca,” kata Ketua Harian Solo Mengajar, Gilrandi Aristya Dwi P.
Hal itu dikatakan di sela peringatan sepuluh tahun komunitas Solo Mengajar yang dilangsungkan secara sederhana di nDalem Kopi, Wonorejo, Gondangrejo, Karanganyar, Sabtu (28/5/2022).
Hadir dalam kesempatan itu, Hanny Setiawan dan Dhedi Aristianto (Founder dan Dewan Penasihat), Didik Kartika (Direktur Solo Mengajar), Gilrandi Aristya dan Lydia Riana Dewi (Pengurus Solo Mengajar) serta Wiranti Widyastuti Hadinoto (Inspirator Leader Kelas Inspirasi-Solo Mengajar).
Pada syukuran yang mengambil tema “Satu Dekade Solo Mengajar, Merajut Perbedaan untuk Anak Indonesia” juga mengukuhkan Sumartono Hadinoto sebagai anggota Dewan Penasihat Solo Mengajar.
Sumartono mengaku berterimakasih diajak bergabung dalam komunitas Solo Mengajar. Dirinya berharap Solo Mengajar bisa semakin bertambah baik dalam pendampingan belajar terhadap anak-anak.
Dalam kesempatan itu, Direktur Solo Mengajar, Didik Kartika mengatakan, ke depan, Solo Mengajar akan menjangkau wilayah pedesaan di Solo Raya dan Jawa Tengah dalam melakukan pendampingan terhadap anak-anak.
“Sejauh ini Solo Mengajar sudah berkarya di tujuh Taman Cerdas dan dua Rumah Mengajar dalam mendampingi anak-anak kurang mampu,” kata Didik.
Astrid Widayani, Edupreneur dan Inspirator Leader Solo Mengajar menambahkan, selama satu dekade, Solo Mengajar telah berhasil bergerak dan melangkah untuk mendampingi tunas-tunas muda dalam pendidikan di Kota Solo.
“Satu dasawarsa bukan waktu yang singkat. Solo Mengajar telah berhasil melangkah dan mendampingi tunas-tunas muda dalam Pendidikan di Kota Solo,” papar Astrid yang juga dosen di Universitas Surakarta (Unsa).
Founder dan Ketua Dewan Penasihat, Gentur Yoga Jati yang hadir secara virtual mengatakan, Solo Mengajar adalah komunitas yang sangat bermanfaat dan dibutuhkan yang digawangi anak-anak muda terdidik.
“Ada pasang surut selama sepuluh tahun ini. Pastikan bahwa kita akan pasang kembali. Pastikan yang bersama kita menghasilkan ‘software’ dan ‘hardware’ yang sama, yaitu Indonesia,” kata Gentur.
Hal senada dikatakan Dewan Penasihat, Sholahuddin Aly (Gus Sholah). Dia berpesan, Solo Mengajar tidak pernah membedakan suku, agama dan golongan bagi anak-anak yang didampingi.
“Selama ini Solo Mengajar telah membersamai, belajar dan bermain dengan anak-anak tanpa membeda bedakan suku, agama dan golongan,” ujar Gus Sholah saat berada di Kuala Lumpur, Malaysia.
Editor | : | Nathanael Timur |
---|---|---|
Sumber | : |