LOKAWARTA.COM,JAKARTA-Di tahun pertama sejak merger Februari 2021 lalu, Bank Syariah Indonesia (BSI) menorehkan kinerja positif, dengan perolehan laba bersih mencapai Rp 3,03 triliun, naik 38,42% secara year on year (yoy).
Total pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp 171,29 triliun atau naik sekitar 9,32% (yoy) dari tahun sebelumnya senilai Rp 156,70 triliun. Rinciannya, pembiayaan konsumer mencapai Rp 82,33 triliun, naik sekitar 19,99% secara (yoy), dari sebelumnya senilai Rp 68,61 triliun.
Disusul pembiayaan gadai emas yang tumbuh 12,92% (yoy). Sementara pembiayaan mikro tumbuh 12,77% dan pembiayaan komersial tumbuh 6,86%. Dari sisi kualitas pembiayaan, BSI mencatatkan NPF Nett membaik menjadi 0,87% pada Desember 2021.
Perseroan terus meningkatkan pertumbuhan tabungan khususnya tabungan wadiah. Posisi Desember 2021, tabungan wadiah tumbuh signifikan mencapai 15,30% (yoy), atau menjadi R p34,10 triliun. Dan untuk total tabungan mencapai Rp 99,37 triliun, tumbuh 12,84% pada kurun waktu yang sama.
Pertumbuhan tabungan berdampak membaiknya biaya dana (cost of fund) yang menjadi 2,03%. Persentase itu menurun dibanding Desember 2020 sekitar 2,68%.
“Raihan impresif ini sejalan dengan konsistensi BSI dalam membangun pondasi, tranformasi, digital dan pengembangan ekosistem halal di Indonesia,” kata Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi, Rabu (2/2/2022).
Pihaknya terus berkomitmen menjaga kinerja yang terus bertumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Yakni, fokus menumbuhkan bisnis syariah yang berkelanjutan dan sehat, mengedepankan fee based dan akselerasi digital, serta membangun pondasi yang kokoh untuk pengembangan ekosistem halal di Indonesia dan kancah global.
“Pembukaan kantor representatif BSI Di Dubai di awal tahun ini akan menjadi kado istimewa dan hub bagi perbankan syariah nasional,” tandas Hery Gunardi.
Hery menjelaskan, kinerja BSI yang gemilang di tahun pertama disokong oleh pembiayaan yang tumbuh dan sehat di semua segmen. Yaitu konsumer, korporasi, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), gadai emas hingga kartu pembiayaan.
BSI juga mampu mengoptimalkan penghimpunan dana murah. Menurut dia, kinerja apik itu tak lepas pula dari akselerasi digitalisasi yang dilakukan perseroan tersebut.
“Akselerasi digital menjadi kunci kami untuk terus bergerak mengikuti perubahan perilaku nasabah yang serba dinamis, cepat dan aman. Kami ingin mempertahankan dan terus menumbuhkan kinerja positif ini ke depan,” kata dia.
“Sehingga kami bisa menjadi tokoh utama dalam pengembangan ekonomi syariah di Tanah Air. Dengan hadirnya BSI, ekonomi syariah bukan sekadar alternatif, namun menjadi salah satu pondasi utama perekonomian Indonesia,” ujar Hery optimistis.
Terkait digitalisasi, perseroan terus berinovasi dalam melakukan transformasi. Hal ini terlihat dari keseriusan dalam menggarap kanal digital BSI Mobile dan E-Channel. Per Desember 2021, transaksi kumulatif BSI Mobile mencapai 124,54 juta transaksi atau tumbuh sekitar 169% (yoy).
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |