LOKAWARTA.COM – Pergantian tahun menandai telah selesainya satu tahun kalender dan dimulainya tahun kalender yang baru. Tahukah kamu sejarah kalender? Kalender merupakan sistem pencatatan waktu melalui hari, minggu, dan bulan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kalender adalah daftar hari dan bulan dalam setahun; penanggalan; almanak; takwim.
Mengutip Portal Informasi Indonesia, kalender adalah suatu sistem yang teratur untuk membagi waktu menurut hitungan tahun, bulan, pekan, dan hari.
Sejarah Kalender
Mengutip Portal to The Past, sejarah kalender paling awal diyakini berasal dari Zaman Perunggu pada peradaban di wilayah Timur Dekat, seperti Babilonia dan Persia.
Kalender dari Zaman Perunggu pada masa Babilonia dan Persia diketahui telah mencatat waktu dengan menggunakan siklus alam termasuk hari, siklus Bulan untuk bulan, dan siklus Matahari untuk tahun.
Permasalahannya adalah panjang sebenarnya 1 hari adalah 23 jam 56 menit 4 detik; 1 bulan adalah 29,53 hari; dan 1 tahun adalah 365,2422 hari. Sehingga sulit untuk merancang kalender pasti yang mudah diikuti.
Bangsa Mesir Kuno dianggap sebagai bangsa pertama yang membuat kalender mendekati seperti yang dikenal manusia zaman sekarang.
Pada awalnya, Bangsa Mesir Kuno mencoba melakukan sinkronisasi dengan siklus bulan. Kemudian Bangsa Mesir kuno beralih fokus pada penyelarasan dengan tahun matahari.
Akhirnya Bangsa Mesir kuno membuat seluruh bulan menjadi 30 hari. Bangsa Mesir kuno juga memperkenalkan konsep tahun kabisat setiap empat tahun sekali.
Bangsa Romawi Kuno mengembangkan model Kalender Julian. Julius Caesar mengawasi pembentukan Kalender Julian dan terkenal karena meletakkan dasar-dasar kalender yang digunakan saat ini.
Julius Caesar menugaskan astronom Sosigenes untuk memperbaiki permasalahan. Hasilnya setiap bulan sekarang memiliki 30 hari atau 31 hari kecuali bulan Februari, yang terdiri dari 28 hari dan 29 hari pada setiap tahun keempat.
Namun, berdasarkan Kalender Julian, Januari bukanlah bulan pertama dalam setahun. Kalender Julian dimulai pada bulan Maret dan berakhir pada bulan Februari.
Sejumlah istilah Romawi untuk bulan dalam setahun masih dipertahankan dalam bahasa Inggris saat ini.
Seperti March (Maret) dinamai dari Mars, dewa perang Romawi; May (Mei) dinamai dari Maia, dewi tanaman bumi Romawi; dan June (Juni) setelah Juno, ratu para dewa Romawi.
Julius Caesar memberikan namanya pada bulan Juli. Penggantinya juga mengikuti jejak Julius Caesar, Augustus memberikan namanya pada bulan Agustus.
Dalam kalender Romawi kuno, September hingga Desember terdaftar sebagai bulan ke-7 hingga ke-10 dalam setahun. Dalam Bahasa Latin, septem berarti tujuh, octo berarti delapan, novem berarti sembilan, dan decem berarti sepuluh.
Namun baru pada tahun 1582 kalender yang digunakan sebagian besar orang di dunia saat ini ditemukan.
Kalender ini disebut Kalender Gregorian setelah Paus Gregorius XIII ingin agar kalender tersebut kembali sinkron dengan peristiwa musiman seperti ekuinoks musim semi dan titik balik matahari musim dingin dengan menghilangkan beberapa hari dan menentukan tahun kabisat dengan lebih akurat.
Namun, saat itu terjadi pergolakan agama dan meskipun banyak negara Katolik di Eropa selatan langsung mengadopsi sistem baru ini, beberapa negara Protestan menolak penggunaan kalender Gregorian selama bertahun-tahun.
Jerman baru melakukan perubahan kalender pada tahun 1610, sedangkan Inggris dan Amerika Serikat baru mengganti sistem kalender pada tahun 1752. Yunani dan Turki yang Islamis baru melakukan perubahan kalender pada tahun 1920an.
Kalender Modern
Tidak ada kekurangan kalender selama beberapa milenium terakhir. Kalender selalu penting dalam peradaban manusia di mana pun berada di dunia. Manusia ingin tahu jam berapa sekarang, dan di mana posisi kita dalam alam semesta ruang dan waktu.
Kalender Masehi sudah tersebar luas dan bersifat internasional dan memberikan cara bagi siapa pun di mana pun untuk menyinkronkan waktu dengan siapa pun yang berada di mana pun di planet ini.
Kendati demikian beberapa kalender lain masih digunakan, sekitar 40 kalender berbeda, seperti kalender Islam atau Hijriyah untuk menandai waktu acara keagamaan hingga kalender lunar China.
Format penyajian kalender telah berubah seiring waktu, dari batu, kertas, hingga digital seperti di era modern ini. Mengutip Calendar, berikut ini penjelasan singkatnya.
Manusia purba menggunakan kalender pertama untuk menandai titik balik matahari dan perjalanan hewan yang bermigrasi di batu. Kelemahannya, Kalender Batu sulit diubah atau disesuaikan dengan perubahan keadaan.
Kalender Batu juga sulit dipindahkan. Jika ingin mengetahui seberapa dekat tahun ini dengan pertengahan musim panas atau pertengahan musim dingin, perlu berziarah ke Stonehenge atau Warren Field. Sangat repot, ‘kan.
Syukurlah, kalender masa kini memberikan kemudahan penggunaan pada manusia. Beberapa desainer menjadi sangat kreatif, menggunakan balok untuk menandai tanggal, hari, dan bulan. Namun, sebagian besar kalender berbentuk kertas atau digital.
Meski tidak serepot kalender batu, kalender kertas memiliki keterbatasan. Pertama, kalender kertas hanya sekali pakai. Ketika tahun berakhir kita harus membeli yang baru. Keunggulannya, kalender kertas bisa digunakan untuk mencatat karena tersedia dalam berbagai ukuran. Kita bisa menyisipkan catatan di kalender kecil atau kalender kertas besar.
Namun yang terpenting, pengguna tidak dapat dengan mudah berbagi kalender kertas. Sehingga sebuah kalender kertas hanya bisa digunakan oleh pemilik. Terlebih jika terdapat jadwal atau catatan penting dii kalender kertas tersebut.
Kalender digital bersifat permanen dan memperbarui waktu secara otomatis. Ukuran layar adalah satu-satunya batasan. Kalender digital membuat pencatatan waktu menjadi tidak terbatas dan tidak membatasi.
Kalender digital tidak terpisahkan dengan jadwal. Mulai hari raya keagamaan atau hari libur nasional hingga agenda pribadi seperti olah raga, acara sekolah, ulang tahun, hingga urusan pekerjaan.
Menariknya, kalender digital bahkan bisa dibagikan dengan orang lain dan jumlah pembagian dapat dikontrol. Pengguna dapat mengizinkan rekan kerja melihat jadwal kerja pribadinya untuk mempermudah koordinasi rapat.
Seseorang dapat berbagi segalanya dengan pasangannya sehingga ketika salah satu dari mereka menjadwalkan pengasuh anak atau membuat reservasi restoran, hal itu otomatis dimasukkan ke dalam kalender kedua pasangan.
Secara keseluruhan, sistem penghitungan waktu telah mengalami berbagai perkembangan hingga saat ini. Demikian pula format kalender yang dipergunakan oleh manusia juga mengalami perubahan hingga menemukan bentuk lebih praktis.
Meski zaman dan peradaban senantiasa berubah, namun Matahari yang menjadi dasar penghitungan waktu adalah salah satu hal yang tetap. Matahari akan terbit setiap pagi dan terbenam setiap sore serta menjalani siklus peredaran yang konstan.
Editor | : | Arumi Chan |
---|---|---|
Sumber | : |