SOLO,LOKAWARTA.COM-Ketika temanmu belajar, kamu juga belajar. Ketika temanmu istirahat kamu tetap latihan. Ketika temanmu bermain kamu tetap latihan. Dan ketika temanmu healing, kamu juga tetap latihan.
“Dengan latihan yang rutin dan tekun, anak-anak harus jadi juara,” kata Kepala SMP Khusus Olahraga / SKO Solo Bambang Sigid Pramono di sela-sela MPLS di sekolah setempat, Senin (22/7/2024).
Masa pengenalan lingkungan sekolah atau MPLS di SKO Solo diawali upacara bendera dan penyematan pin pada siswa baru (kelas 7) oleh kepala sekolah / guru sebagai tanda dimulainnya masa pengenalan.
Lebih lanjut Bambang Sigid Pramono mengatakan, latihan anak-anak SKO Solo sebanyak 10 kali dalam seminggu, masing-masing dua jam.
Yakni, Senin yang semula pagi dan sore hari dimampatkan sekali di sore hari selama 3 jam. Lantas, Selasa, Kamis dan Jumat latihan pagi dan sore. Sedang Rabu dan Sabtu hanya pagi hari. Untuk kalender akademis sama seperti sekolah / SMP lainnya di Kota Solo.
“Meski untuk anak-anak libur sekolah tidak ada pelajaran seperti sekolah sekolah lainnya, namun anak-anak tetap latihan, kecuali tanggal merah atau Minggu,” kata Kepala SKO Solo Bambang Sigid Pramono.
Lantaran jadwal latihan begitu padat, Bambang Sigid Pramono memaklumi kalau anak didiknya ada yang ngantuk dan ketiduran sewaktu mengikuti pelajaran di kelas. Makanya jam pelajaran di sekolah dikurangi, dari 35 menit menjadi 30 menit.
Selain itu, guru-guru di SKO Solo juga dituntut untuk kreatif dan semenarik mungkin dalam menyampaikan pelajaran di sekolah agar tidak monoton sehingga anak-anak tidak mengantuk.
Meski pembelajarannya terlihat ringan atau bahkan santai, karena statusnya sekolah khusus olahraga, namun bukan berarti prestasi akademi anak-anak SKO Solo jeblok. Contohnya, beberapa anak-anak SKO Solo masuk 10 besar olimpiade sains Kota Surakarta bidang matematika dan IPA tahun ini.
“Mengikuti pelajaran sekolah dengan tidur, eh dengan mengantuk saja bisa masuk sepuluh besar olimpiade di bidang matematika dan IPA, apalagi kalau mengikuti pelajaran melek matanya,” kata Bambang berkelakar saat sosialiasi program SKO Solo pada orang tua murid, Sabtu (20/7/2024).
Setelah branding berhasil dan didukung berbagai prestasi olahraga di berbagai turnamen, SKO Solo yang semula KKO (kelas khusus olahraga) dan dibangun Pemkot Solo sejak 2017, kini menjadi sekolah favorit. Dari tahun ke tahun peminatnya meningkat sehingga seleksi bagi peserta didik baru semakin ketat.
Tidak hanya itu, sejumlah sekolah dan pemerintah daerah yang ingin mendirikan sekolah khusus olahraga juga belajar atau ngangsu kawruh ke SKO Solo. “SKO Solo yang semula KKO sengaja didirikan untuk mencetak atlet berprestasi sejak dini,” kata Sub Koordinator Pendidikan Keolahragaan Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Solo, Sugeng Haryadi.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |