JAKARTA,LOKAWARTA.COM-Jumlah investor saham di BEI (Bursa Efek Indonesia) telah melampaui 6 juta single investor identification, tepatnya 6.001.573 SID Rabu (25/9). Dan sepanjang tahun ini, BEI telah mencatat pertumbuhan lebih dari 744 ribu investor baru saham.
Peningkatan jumlah investor ini tak lepas dari sosialisasi investasi di pasar modal yang dilakukan SRO (Self-Regulatory Organization) dengan didukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan berbagai pemangku kepentingan, seperti anggota bursa, perusahaan yercatat, dan komunitas pasar modal lainnya.
Dari Januari hingga Agustus 2024, BEI telah melaksanakan lebih dari 17.083 edukasi pasar modal menjangkau lebih dari 19,1 juta peserta di seluruh Indonesia.
Sampai Agustus 2024, investor lokal masih mendominasi kepemilikan saham di BEI dengan persentase 51,5% berbanding 48,5% investor asing. Kepemilikan investor individu juga masih dominan yakni 53,3%, dengan rincian 38,3% investor institusi dalam negeri dan 15% investor individu berbanding 46,6% kepemilikan investor institusi.
Direktur Utama BEI Iman Rachman menyampaikan, kondisi pertumbuhan investor saham ini mengindikasikan keyakinan investasi di pasar modal Indonesia masih cukup terjaga meski dihadapkan kepada situasi ekonomi global dan domestik yang masih tidak pasti.
“Partisipasi investor ritel masih terjaga, dengan secara keseluruhan investor domestik masih menguasai, baik dari segi kepemilikan ataupun transaksi,” ujar Iman.
Nerkat kerja sama dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, kaya dia kinerja pasar modal Indonesia akan terus terjaga ke depannya. “BEI terus menggali potensi-potensi baru dari sisi produk, supply maupun peningkatan jumlah investor,” tambah Iman.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menambahkan, BEI selalu berkomitmen untuk terus mengembangkan pasar modal Indonesia. Menurut dia, salah satu pilar utama dalam pengembangan ini adalah pemberian edukasi dan sosialisasi bagi masyarakat luas.
Salah satunya melalui Sekolah Pasar Modal (SPM), pendirian Galeri Investasi (GI) BEI, dan Kampanye #AkuInvestorSaham yang telah berhasil menarik jutaan investor baru. Melalui program SPM, BEI terus melakukan edukasi pasar modal secara berkala.
“Program ini terbuka untuk semua kalangan dan terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu SPM rutin (luring dan daring), SPM Syariah, serta SPM untuk institusi dan komunitas. Selain itu, BEI juga memperluas akses ke dunia investasi melalui pendirian GI BEI yang telah bekerja sama dengan berbagai universitas dan Anggota Bursa di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Jeffrey menambahkan, GI BEI menjadi strategi kami untuk mendekatkan dunia pasar modal dengan para akademisi, generasi muda, serta komunitas. Kami ingin menanamkan budaya investasi sejak dini, sekaligus mendorong regenerasi investor yang cerdas dan melek investasi. Saat ini BEI telah memiliki 927 GI BEI di seluruh Indonesia.
Kampanye #AkuInvestorSaham juga menjadi bagian penting dari strategi BEI dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, terutama di kalangan investor lokal.
“Regenerasi investor di pasar modal kita menunjukkan angka yang sangat baik yang tercatat sekitar 79% adalah investor berusia di bawah 40 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa anak muda semakin melek keuangan dan investasi, dan diharapkan menjadi fondasi yang kuat bagi masa depan pasar modal dan perekonomian Indonesia,” kata Jeffrey.
Sementara itu, pertumbuhan investor juga melesat di Solo Raya. Menuruy kepala BEI Jateng 2 M Wira Adibrata, jumlah investor 2023 naik signifikan dari 239 ribu menjadi 267 ribu per posisi 31 Agustus 2024. “Saya optimis, sampai penghujung 2024, jumlah investor pasar modal kita akan bertambahn kurang lebih 5.000 investor lagi,” kata Wira.
Dengan berbagai inisiatif yang terus berkembang, BEI optimistis pertumbuhan jumlah investor saham di Indonesia akan semakin pesat, seiring dengan meningkatnya literasi keuangan di kalangan masyarakat.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |