Stabilitas Sektor Perbankan di Solo Raya tetap Terjaga dan Tumbuh

1 November 2024, 12:13 WIB

SOLO,LOKAWARTA.COM-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo menilai kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di Solo Raya sampai Agustus 2024 terjaga stabil dengan mencatatkan kinerja dan pertumbuhan positif. 

“Ini tercermin dari pertumbuhan di masing-masing sektor industri keuangan dengan profil risiko yang terjaga,” kata Kepala OJK Solo Eko Harianto dalam siaran pers, Kamis (31/10/2024).

Perkembangan Sektor Perbankan

Berdasarkan data kinerja sektor jasa keuangan di wilayah Solo Raya posisi Agustus 2024, stabilitas sektor perbankan tetap terjaga dan tumbuh secara yoy. Aset perbankan naik 2,99 persen menjadi Rp120,24 triliun dari sebelumnya Rp116,75 triliun.

Kredit/Pembiayaan perbankan juga tumbuh 0,33 persen mengalami peningkatan Rp349 miliar. Selain itu, untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat mengalami peningkatan 4,59 persen menjadi Rp 97,60 triliun. 

Selanjutnya, likuiditas perbankan di wilayah Solo Raya pada Agustus 2024 masih terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada angka 108,35 persen.

Adapun penyaluran kredit perbankan berdasarkan sektor ekonomi didominasi penyaluran kredit pada sektor industri pengolahan Rp 27,43 triliun kemudian kredit untuk perdagangan besar dan eceran Rp 27,33 triliun.

IMG 20241101 113614

Berdasarkan jenis penggunaannya, penyaluran kredit terbesar dalam bentuk kredit modal kerja Rp 60,02 triliun dan kredit terbesar berdasarkan jenis usaha adalah kredit untuk kategori bukan UMKM Rp 57,93 triliun.

Perkembangan Pasar Modal

Berdasarkan data posisi Agustus 2024, perkembangan jumlah investor Pasar Modal di wilayah Solo Raya mengalami perkembangan SID wilayah karesidenan Solo secara mtm dan yoy, pada posisi bulan Agustus 2024 total SID mengalami peningkatan sebesar 5.814 SID (1,24 persen) secara mom, dari 468.401 SID menjadi 474.215 SID.

Sedang SID yoy tercatat meningkat sebesar 73.310 SID (18,29 persen), dari 400.905 SID pada bulan Agustus 2023 menjadi 474.215 SID pada bulan Agustus 2024. SID dimaksud meliputi SID Saham, SID Reksadana, SID SBN, dan SID E-BAE.

Pada posisi Agustus 2024, nilai transaksi saham meningkat Rp 73,18 miliar (3,42 persen) secara yoy namun mengalami penurunan Rp392,93 miliar (-15,09 persen), dari Rp 2.603,39 miliar pada Desember 2023 menjadi Rp2.210,46 miliar pada Agustus 2024 (ytd).

“Sementara itu, nilai transaksi saham mengalami peningkatan sebesar Rp237,02 miliar (12,01 persen) secara month to month,” kata Pak Echo, demikian dia akrab disapa.(*)

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait