LOKAWARTA.COM, SOLO – Lantaran Pura Mangkunegaran kini sudah tak punya kekuasaan seperti dulu dan tak punya banyak aset, maka uksesi di Mangkunegaran kini hanya sekadar menentukan pemimpin kadipaten.
“Sekarang sudah bukan waktunya ontran-ontran, tetapi lebih baik bagaimana mengembangkan budaya,” kata sejarawan Universitas Sebelas Maret Surakarta Susanto.
Hal itu dikatakan ketika menjadi pembicara dalam seminar bertajuk “Memetri Nilai-nilai Mangkunegaran dalam Tantangan Masa Depan” di Solo, Rabu (3/11/2021). Selain Susanto, pembicara yang dihadirkan adalah sejarawan Universitas Gadjah Mada Suhartono Wiryopranoto dan budayawan Solo, ST Wiyono.
Baca Juga : Sempat Diragukan di Awal, Solo Great Sale Sukses, Catat Transaksi Rp 1 Triliun
Dosen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya UNS itu mengatakan, pada masa peralihan Mangkunegara IV ke Mangkunegara V terjadi hal menarik. Saat itu salah satu calon pewaris justru legawa menyerahkan jabatan kepada adiknya.
Mangkunegara IV ke V itu bukan anak dari istri pertama tapi kedua. Calon itu sebenarnya komandan legiun, tapi menyerahkan ke adiknya untuk jadi Mangkunegara V. “Itu saat Mangkunegara masih punya kekuasaan, punya harta besar, tapi kalau sekarang kan tidak,” ungkap Susanto.
Susanto mengingatkan agar tidak terjadi perpecahan, siapa pun yang nantinya menjadi Mangkunegara X. Pihaknya berharap, Mangkunegaran bisa berkembang meski tak lagi memiliki banyak aset.
Baca Juga : Penerimaan Insentif Pajak Resmi Diperluas
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |