LOKAWARTA.COM,SOLO-General Manager (GM) PT PLN UID Jateng-DIY Antonius Bargowo Wahyu Jatmiko langsung merespon keluhan Direktur Utama PT Adhi Propertindo Sunaryo yang mengaku kesulitan menarik jaringan listrik ke lokasi perumahan yang dia bangun salah satu kawasan di Kabupaten Jawa Tengah.
Jatmiko yang saat itu menjadi pembicara dalam diskusi kerjasama pengadaan rumah tersebut langsung meminta si “raja rumah subsidi” Sunaryo untuk berkomunikasi dengan Senior Manager Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN UIS Jateng dan DIY, Ari Prasetyo Nugroho.
Dengan perasaan gembira, seketika itu Sunaryo beringsut dari tempat duduk dan bergeser ke samping Ari Prasetyo yang kebetulan juga mengikuti didkusi. Momen itu mendapat aplaus para pengembang dan para banker yang menjadi peserta diskusi.
“Pada intinya, PLN siap memenuhi kebutuhan listrik dari pengembang, berapa pun kebutuhannya. Namun permintaan jaringan listrik itu harus disertai dengan perencanaan yang matang sebagai bahan pertimbangan bagi PLN. Kuncinya pada komunikasi,” kata Jatmiko.
Pertanyaan serupa juga disampaikan peserta diskusi lainnya. “Saya kira persoalan seperti ini, sulitnya menarik jaringan listrik ke lokadi perumahan tidak hanya dialami Pak Naryo. Saya pun mengalami, demikian pula dengan teman-teman pengembang lainnya di Jawa Tengah,” kata Said, ketua REI Komisariat Banyumas.
“Karena itu, saya minta pada PLN untuk membuat solusi, membuat kebijakan yang berlaku untuk semua. Jangan sampai muncul masalah, ngurus jaringan listrik wilayah ini gampang, tapi ngurus di wilayah sini angel, apa di angel-angel,” kata Said.
Sebelum diskusi, DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah menandatangi nota kesemapahan kerja sama atau MoU dengan PLN UID Jateng-DIY. Penandatangan dilakukan DPD REI Jawa Tengah Suhartono dan GM PT PLN UID Jateng-DIY AB Wahyu Jatmiko.
Suhartono berharap, dengan kerja sama itu, tidak akan ada lagi keluhan para pengembang soal pemasangan jaringan listrik baru ke perumahan. “Bagi para pengembang, jaringan listrik itu sangat vital. Tanpa jaringan listrik (dan air), pengembang tidak bisa berjualan perumahan,” kata Suhartono.
Sementara itu dalam sambutannya ketika membuka diskusi dan penandatanganan MoU, ketua REI Soloraya Maharani lebih banyak menyoroti pameran proprty dalam memeriahkan event Solo Great Sale (SGS) tersebut.
Menurut Maharani, hasil penjualan perumahan di pameran hingga tanggal 30 untuk mendukung target penjualan perumahan di Solo Raya selama di Bulan Oktober 2022 sebanyak Rp 800 miliar.
Maharani juga mengatakan, untuk penyediaan perumahan bagi masyarakat, dibutuhkan kerja sama dengan semua pihak. “Saya kira pertemuan kita sore ini yang melibatkan PLN dan perbankan sudah tepat,” kata Rani.
Deputi Bank BTN Kanwil 6 Jateng Bambang Prasetyo mengaku siap mendukung pengembang dalam pembangunan perumahan. Apalagi BTN punya sejarah cukup panjang terkait pembangunan perumahan di Indonesia dan sebagai leader dalam pembiayaan perumahan.
“Sebagai informasi, tahun ini BTN mendapat jatah 80 persen dari total pembiayaan rumah subsidi secara nasional. Teman-teman di Jawa Tengah, khususnya di Solo Raya bisa memanfaatkan kesempatan ini,” kata Bambang.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |