Tiga Tren Perbankan Di 2023, Ini Penjelasan Ketua Umum Asbisindo Hery Gunardi

29 Januari 2023, 20:01 WIB

JAKARTA,LOKAWARTA.COM-Ada tiga tren perbankan 2023 yang dikembangkan Asosiasi Perkumpulan Bank Syariah Indonesia (Asbisindo).

Hal itu dikatakan Ketua Umum Asbisindo, Hery Gunardi di sela Musyawarah Kerja Asbisindo di Marriott Hotel Harbour Bay, Batuampar. Ketiga ten itu adalah :

Meningkatkan Kewaspadaan

Tingkat suku bunga Reverse Repo Rate BI saat ini naik menjadi 5,75 persen dibanding sebelumnya. Ada kenaikan 25 ps. Ya pasti itu ada dampaknya secara umum untuk simpanan dan deposito.

“Untuk hal ini, kita harus waspada, harus lebih inovatif untuk menghadirkan produk-produk perbankan syariah,” ujarnya.

Konsolidasi

Bukan hanya terjadi di konvensional, tapi juga ini berlaku di jaringan bank syariah. Dengan adanya konsolidasi, maka pertumbuhan bisnis dan pengembangan usaha bisa terbangun lebih cepat.

“Intinya ini akan memperkuat size dan permodalan,” tambah Direktur Utama Bank Syariah Indonesia itu.

Tren Digital

Tren ini sifatnya keniscayaan, namun menjadi solusi keuangan bank yang aman, mudah dijangkau dan cepat. Inovasi digital ini mampu mendorong aktivasi masyarakat memilih bank syariah sebagai pilihan untuk berbagai transaksinya.

“Data yang diterbitkan BI selama pandemi Covid-19, ada tambahan 21 juta pengguna digital. Umumnya penambahan itu di kota suburban. Nah kita mau, ke depan transformasi digital dengan stabilisasi sistem mobile seperti ini tumbuh inovatif dan menjadi tren,” ungkapnya.

Untuk merealisasikan ketiga tren itu, Asbisindo melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (ICDX).

“Kerjasama ini utamanya terkait pengembangan pasar ekonomi syariah dan juga tabungan haji,” ujar Hery Gunardi.

Direktur Utama ICDX Nursalam, mengatakan, kerjasama dengan bank syariah yang tergabung ke Asbisindo dalam hal pendanaan. “Akan ada sinergi strategis diantara kami,” ujar Nursalam.

Sinergi strategis yang dimaksud adalah pengembangan bursa komoditi dengan melihat seperti apa ekosistem kerja, khususnya dalam hal pembiayaan syariah termasuk salah satunya pembiayaan ibadah haji.

“Ini bagian dari alternatif baru, bukan hanya di tabungan tapi juga di capital market,” ujar Nursalam.

Anggota Badan Pelaksana Bidang Penghimpunan, Penempatan, Investasi Langsung dan Investasi Lainnya BPKH, Harry Alexander mengatakan, dalam MoU tersebut, BPKH hadir sebagai gard terdepan bank syariah dalam hal produk pembiayaan haji.

“Sebagai pengelola dana haji, sebagian besar kami investasikan. Mobilisasi dananya melalui perbankan syariah. Kami kan tak punya kemampuan untuk collect secara langsung dari umat. Karenanya, kami butuh kerjasama dengan bank syariah,” ujar Alexander.(*)

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait