LOKAWARTA.COM – Menjelang Lebaran aktivitas mudik semakin meningkat dan tak menutup kemungkinan ada masyarakat Indonesia yang mudik dengan mobil listrik atau Electric Vehicle (EV).
Kurang dari dua minggu lagi, masyarakat Muslim Indonesia akan segera menyambut hari kemenangan, yakni Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri 1445 H. Momen Lebaran biasanya dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat untuk mudik ke kampung halaman.
Mudik dengan kendaraan pribadi menjadi pilihan ideal bagi kebanyakan orang karena faktor kenyamanan dan fleksibilitas.
Melihat trend penjualan kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) yang meningkat belakangan ini, mungkin tidak sedikit pemudik yang memilih mudik dengan mobil listrik menuju kampung halaman tercinta.
Mengingat karakteristik mobil listrik yang berbeda dengan mesin konvensional, terdapat berbagai hal yang tentunya harus dijadikan pertimbangan ketika mudik menggunakan EV.
Deputy Head of Original Equipment (OE) Bridgestone Indonesia, Fisa Rizqiano mengatakan ada sejumlah faktor yang mempengaruhi jarak tempuh kendaraan listrik saat digunakan untuk mudik ke kampung halaman.
“Suhu lingkungan akan mempengaruhi jarak tempuh kendaraan listrik dan kinerja baterai,” terang Fisa Rizqiano dalam siaran pers, Rabu (28/3/2024).
“Jangkauan yang lebih luas dimungkinkan pada suhu lingkungan sedang. Sebaliknya, dalam cuaca yang sangat panas atau dingin, jangkauan mobil listrik akan berkurang,” lanjutnya.
Menurut Bridgestone, berikut ini beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum mudik dengan mobil listrik :
1. Rencanakan perjalanan dengan baik;
Salah satu pembeda utama mobil listrik atau mobil EV dengan mobil konvensional adalah karakteristik pengisian sumber energi geraknya.
Pada mobil konvensional pengisian energi cukup melalui SPBU, khusus mobil listrik pengisiannya melalui Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Pengisian energi mobil listrik di SPKLU tentunya memakan waktu yang lebih lama serta memiliki jumlah distribusi yang relatif lebih sedikit dibandingkan mobil konvensional.
Untuk itu pemudik yang menggunakan EV perlu mengkalkulasi range tempuhnya serta lokasi tersedianya SPKLU di sepanjang perjalanan maupun kemampuan daya listrik di lokasi tujuan.
2. Gaya mengemudi;
Gaya berkendara yang antisipatif, santai, dengan kecepatan stabil atau dikenal dengan Eco Driving, akan mengoptimalkan jangkauan kendaraan.
Sebaliknya, akselerasi yang agresif dan sering, kecepatan tinggi, yang disertai pengereman yang mendadak (hard braking) akan menghabiskan lebih banyak energi.
Jika kondisi memungkinkan, gunakan cruise control untuk membantu kecepatan kendaraan yang konstan dan mengantisipasi kecepatan tinggi yang akan berdampak negatif terhadap jarak tempuh.
3. Kondisi jalan;
Pada kondisi jalan yang lebih datar, motor listrik pada kendaraan tidak perlu bekerja terlalu keras sehingga meminimalkan penggunaan energi baterai listrik.
Sebaliknya, motor listrik akan bekerja lebih keras dalam kondisi jalan menanjak, sehingga membutuhkan daya listrik lebih besar.
Hal ini tentunya terjadi pada semua kendaraan, terlepas dari jenis tenaga penggeraknya.
Namun bagi pengguna mobil EV, hal ini patut mendapat perhatian lebih, mengingat menghemat daya sangat penting karena masih terbatasnya SPKLU.
4. Pengereman regeneratif (Regenerative Braking);
Pada saat melepaskan kaki dari pedal gas, sistem pengereman regeneratif yang cerdas akan memperlambat kendaraan dengan nyaman sekaligus mengubah tenaga yang dihasilkan untuk mengoptimalkan jangkauan baterai.
Beberapa kendaraan listrik memiliki regen pedal angkat yang dapat disesuaikan dan pengaturan maksimum biasanya memungkinkan mengemudi “satu pedal”, di mana tidak perlu lagi menggunakan rem di lalu lintas kota atau pinggiran kota.
Perlu dicatat, meskipun menghemat baterai, praktek pengereman ini akan menimbulkan efek negatif pada ban, yang mana ban akan mendapatkan gesekan terhadap permukaan jalan yang lebih sehingga dapat menyebabkan umur ban lebih pendek karena aus tidak rata.
Beberapa model kendaraan listrik memiliki fitur Eco Mode. Eco mode adalah cara sederhana untuk mengoptimalkan jangkauan Anda selama perjalanan, yang termasuk pengaturan termasuk suhu kabin dan resirkulasi udara untuk menghemat energi dan memaksimalkan jangkauan.
5. Jaga agar tekanan angin ban sesuai rekomendasi pabrik;
Tekanan ban yang rendah meningkatkan konsumsi energi, karena hambatan gelinding (rolling resistance) yang lebih besar membutuhkan daya gerak yang lebih besar.
Untuk kendaraan listrik dengan ban ketahanan gelinding rendah, ini sangat penting untuk memastikan tekanan angin ban cukup untuk mengurangi hambatan berlebihan.
Bacalah rekomendasi ukuran tekanan ban pada kendaraan yang biasanya terdapat pada kusen pintu samping kiri depan), simpan pengukur tekanan ban di dalam laci, dan periksa tekanan ban secara teratur.
Jika tidak memiliki pengukur tekanan ban, kamu bisa kunjungi Toko Model (Tomo) Bridgestone. Selain memeriksa tekanan angin, kondisi fisik ban juga akan diperiksa untuk memastikan ban layak digunakan, khususnya untuk bepergian jauh.
Bridgestone Indonesia saat ini didukung oleh lebih dari 370 Tomo yang tersebar di seluruh Indonesia.
Untuk mengakses layanannya, konsumen dapat mengunjungi laman : bridgestone.co.id atau tomonet.co.id untuk mencari Tomo terdekat.
Tomo didukung staf dan mekanik profesional yang terlatih dan disertifikasi oleh Bridgestone Indonesia Education Center (Binec), yang siap menjawab dan menjelaskan seluruh informasi terkait ban yang dibutuhkan pelanggan.
Editor | : | Arumi Chan |
---|---|---|
Sumber | : |