KLATEN,LOKAWARTA.COM-Desa Plosowangi Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten yang berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo adalah sebuah desa yang warganya banyak memproduksi rambak kulit dengan bahan dasar kulit sapi.
Rambak kulit sapi merupakan salah satu olahan makanan yang sudah dikenal masyarakat Jawa, khususnya Jawa tengah. Kategori kakanan ini tergolong kategori makanan yang sudah tua dan biasanya menjadi usaha turun temurun. Rasanya yang gurih dan renyah menjadi daya tarik tersendiri untuk memanfaatkan kulit sapi sebagai olahan makanan.
Saat ini, rambak yang dihasilkan oleh sentra tersebut hanya didistribusikan pada pasar-pasar di daerah Klaten dan sekitarnya. Selebihnya, penjual menunggu pembeli yang datang ke sentra. Padahal, potensi penjualan masih sangat luas karena tidak banyak produsen rambak kulit sapi di Jawa, terlebih di luar Jawa.
Tingkat penjualan rambak belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pedagang rambak biasanya keliling untuk mencari pedagang pasar yang mau menerima produk kulit sapi mereka. Pengusaha sentra industri rambak kulit sapi Desa Plosowangi terlihat belum maksimal melakukan pemasaran.
Dengan adanya potensi pengembangan sentra kampung rambak di Desa Plosowangi, diperlukan strategi agar rambak kulit yang dihasilkan bisa dikenal diseluruh Nusantara. Setelah dikenal luas, proses pemasaran menjadi lebih mudah. Pemasaran tidak dapat berhasil jika tidak didukung dengan product value yang baik.
Oleh karena itu tim pengabdian Universitas Sahid Surakarta berusaha meningkatkan product value rambak melalui kemasan dan ukuran rambak. Selain itu, keberhasilan pengembangan sentra juga membutuhkan organisasi yang baik diantara pengusaha sentra. Hal ini juga diupayakan oleh tim pengabdi dan didukung oleh pihak Desa Plosowangi.
Universitas Sahid (Usahid) Solo dipercaya Kemenristekbud Dikti menjalankan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) 2024, guna mengembangkan Usaha Kecil Menengah (UKM) di sentra industri rambak kulit sapi di kampoeng rambak Desa Plosowangi, Klaten dengan cara peningkatan product value dan pengelolaan organisasi.
“Selain difasilitasi Kemendikbudristek Pendidikan Tinggi, pendampingan bagi para pengusaha rambak kulit di Desa Plosowangi juga didukung dengan baik oleh Desa Plosowangi. Kaum muda yang ada di sentra juga bisa diberdayakan untuk mendukung pemasaran online,” jelas ketua tim kegiatan, Anita Oktaviana Trisna Devi, dosen Teknik Industri Usahid Solo.
Selain dari Teknik Industri, kegiatan pendampingan juga melibatkan dosen dari bidang Ilmu Desain Komunikasi Visual (DKV), Ahmad Khoirul Anwar dan Erna Indriastiningsih dari Prodi Teknik Industri.
Pelatihan yang diberikan berupa penguasaan kompetensi tentang pemilihan kemasan, pemanfaatan mesin pemotong kulit, penggunaan sosial media dan marketplace untuk meningkatkan penjualan, serta struktur organisasi bagi para pengusaha rambak kulit sapi khususnya di Kampoeng Rambak, Plosowangi.
Kegiatan bertajuk program kemitraan masyarakat tersebut juga melibatkan mahasiswa agar mendapatkan pengalaman belajar di luar kampus. Hal ini adalah wujud implementasi program merdeka belajar kampus Merdeka (MBKM).
“Kami mengucapkan terimakasih berkat kegiatan yang dilakukan, kami mendapatkan ilmu dan pengalaman pengalaman baru sehingga yang tadinya kami belum tahu, menjadi tahu tentang apa yang harus kami lakukan kedepannya dalam pengembangan usaha rambak di desa kami,” ucap Sukarni, salah satu pengusaha di sentra industri rambak kulit sapi Kelurahan Plosowangi.
Sajiyono selaku penanggungjawab sentra industri rambak Desa Tegalmulyo Kelurahan Plosowangi menambahkan, banyak sekali manfaat yang diperoleh dari kegiatan yang dilakukan Universitas Sahid Surakarta.
“Dalam pengabdian ini kami merasa senang dan bersyukur karena mendapat bantuan berupa mesin pemotong kulit sapi, alat pengemas kemasan plastik, dan timbangan produk sebelum dikemas,” ucap Sajiyono.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |