Candi Gedong Songo, Jejak Peninggalan Hindu di Lereng Gunung Unggaran

15 Oktober 2024, 16:56 WIB

PULAU Jawa, terutama Jawa Tengah, menyimpan banyak warisan budaya maupun jejak peninggalan sejarah, salah satunya di Kota atau Kabupaten Semarang. Semarang adalah salah satu kota di Jawa Tengah, yang berdiri pada abad ke 6 M, ketika daerah pesisir yang dikenal sebagai Pragota menjadi bagian dari kerajaan Mataram Kuno. Pada masa itu, Pragota (yang kini bernama Bergota) berfungsi sebagai pelabuhan strategis sehingga dijadikan sebagai tempat aktivitas perdagangan. Tetapi, seiring berjalannya waktu terjadi pengendapan yang menyebabkan terbentuknya dataran. Sehingga menjadikan daerah yang dulunya laut berubah membentuk dataran yang hingga saat ini dikenal sebagai bagian dari daerah Semarang.

Kabupaten Semarang menyimpan banyak warisan budaya dan jejak peninggalan sejarah pada masa lampau yang saat ini masih meninggalkan jejak. Salah satunya jejak peninggalan sejarah sekaligus menjadi warisan budaya, yaitu penemuan berbagai candi yang tersebar di berbagai wilayah Jawa Tengah terutama di Kabupaten Semarang. Candi adalah warisan leluhur yang senantiasa dijaga kelestariannya, sebab candi melambangkan makna religius masyarakat pada masa lampau. Candi dibangun sebagai simbol yang melambangkan kepercayaan maupun kegiatan keaagamaan masyarakat. Dan candi yang tersebar di berbagai daerah memiliki dua corak, yaitu Candi Hindu dan Budha.

Candi bercorak Hindu tersebar cukup banyak di Jawa Tengah, diantaranya Candi Gedong Songo, Dieng, Boko dan Prambanan. Diantara candi-candi itu ada jejak peninggalan Candi Hindu yang masih berdiri di Kabupaten Semarang, yaitu Candi Gedong Songo. Candi ini berada di lereng selatan Gunung Ungaran, tepatnya di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Sejarah Singkat

Candi Gedong Songo adalah salah satu peninggalan penting Hindu di Kabupaten Semarang. Candi Gedong Songo adalah sebuah bangunan yang ditemukan berkelompok hingga membentuk kompleks percandian. Bahkan kompleks Candi Gedong Songo ini memiliki sekelompok candi yang terpisah tetapi masih dalam satu kompleks. Menurut riwayat, candi di lereng Gunung Unggaran ini dikenal sebagai Candi Gedong Songo sebab di kompleks tersebut ditemukan sembilan kelompok bangunan atau candi. Kata Gedong Songo dari Bahasa Jawa yaitu “Gedong” berarti rumah atau bangunan dan “Songo” berarti sembilan. Sehingga arti dari Gedong Songo adalah sembilan bangunan. Di kawasannya terdapat sembilan candi, tetapi hanya tujuh candi yang dapat dikunjungi. Dua candi lainnya masih dalam penelitian.

Sebelum disebut Candi Gedong Songo, awalnya dikenal sebagai Candi Gedong Pitu. Hal itu karena pada 1804, Raffles menemukan tujuh kelompok bangunan atau candi, sehingga menamakan kompleks tersebut sebagai Candi Gedong Pitu yang berarti tujuh bangunan Candi. Kemudian disusul arkeologi Belanda yang melakukan penelitian lebih lanjut terkait bangunan Candi Gedong Songo yaitu Van Stein Callenfels tahun 1908 dan Knebel pada 1911. Dari penelitian-penelitian disebutkan bahwa terdapat dua kelompok candi lainnya yang kemudian mengubah nama Candi Gedong Pitu menjadi Candi Gedong Songo yang berarti sembilan bangunan Candi.

Tetapi, saat ini bangunan tersebut hanya memiliki lima candi yang masih utuh, empat candi lainnya berupa pondasi dan reruntuhan bangunan. Dari kelima candi yang masih utuh ini pun letaknya terpisah antara Candi Gedong I hingga V sehingga tidak berkelompok menjadi satu kesatuan. Candi Gedong I terletak paling bawah dekat pintu masuk kompleks, sedang Candi Gedong V terletak paling atas.

Candi Gedong Songo, kompleks percandian di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang ini secara historis diperkirakan berdiri sekitar abad ke-9 Masehi, pada masa Kerajaan Mataram Kuno di bawah pemerintahan Dinasti Sanjaya yang dikenal memeluk dan menyebarkan agama Hindu di Jawa Tengah. Candi Gedong Songo bercorak Hindu yang masa pembangunannya berada di bawah Dinasti yang beragama Hindu saat itu. Sehingga bangunan candi memiliki karakterstik Hindu pada umumnya. Seperti terlihat pada bentuk atap yang meruncing ke atas, struktur candi yang terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki, tubuh dan atap.

Fungsi candi Gedong Songo adalah tempat pemujaan bagi para dewa oleh masyarakat yang memeluk agama Hindu pada masa itu. Hal tersebut ditandai adanya archa-archa, seperti Durga, Ganesha, Nandi yang ditemukan di kompleks Candi Gedong Songo. Kompleks Candi Gedong Songo terbagi menjadi lima kelompok candi, yaitu kelompok Candi Gedong I, Candi Gedong II, Candi Gedong III, Candi Gedong IV, dan Candi Gedong IV. Jarak setiap kelompok candi ini cukup jauh dan letaknya semakin belakang semakin tinggi lokasi candinya. Kompleks Candi Gedong Songo yang berada di lereng Gunung Unggaran dan berada pada ketinggian 1200 m DPL ini menyebabkan suhu udara di sekitar terasa dingin dan terkadang bangunan candi tertutup kabut dari Gunung Unggaran.

IMG 20241015 165052

Karaktersitik Candi Gedong Songo, kompleks Candi Gedong Songo ini memiliki kemiripan dengan kompleks Candi Dieng di pegunungan Dieng, Wonosobo. Kemiripannya terletak pada persebaran candi yang tidak mengelompok menjadi satu kesatuan. Tetapi, terbagi menjadi beberapa kelompok candi. Dari kelima candi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda, yaitu :

  1. Candi Gedong I
    Candi ini terletak dekat dengan pintu masuk kompleks Candi Gedong Songo pada ketinggian 1.209 meter DPL. Arsitektur Candi Gedong I berbentuk persegi panjang dengan tinggi sekitar 4-5 meter dan berdiri di atas sebuah batu setinggi 1 meter. Serta terdapat tangga kecil di pintu masuk candi yang di dalamnya ada ruangan kecil yang memungkinkan digunaka untuk menyimpan archa.
  2. Candi Gedong II
    Candi Gedong II berada di ketinggian 1.264 meter DPL yang jaraknya cukup jauh dari Candi Gedong I. Candi ini memiliki luas 2,2, meter persegi dan tinggi 1 meter dengan struktur yang terdiri dari beberapa bagian. Serta dihiasi pahatan pola kertas tempel dan kepala naga. Pada candi ini terdapat lubang kecil di sisi luar sebagai tempat untuk menyimpan archa.
  3. Candi Gedong III
    Candi ini memiliki dua bagunan yang sejajar menghadap ke timur yang mana salah satunya memiliki ukuran lebih besar yang menjadi candi utama. Sementara candi disampingnya berfungsi sebagai candi perwara. Candi tersebut dihiasi archa Siwa dan relung yang berisi delapan Durga serta archa Ganesha. Di depan kedua candi tersebut terdapat satu candi kecil yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan.
  4. Candi Gedong IV
    Candi ini merupakan sebuah candi besar yang dikelilingi beberapa reruntuhan candi kecil yang menjadi candi perwara. Bentuknya hampir sama dengan candi Gedong II dengan batu setinnggi 1 meter dan terdapat bilik penampil yang memiliki relung di luar dindingnya.
  5. Candi Gedong V
    Candi ini berada pada ketinggian 1.310 meter DPL serta memiliki kesamaan dengan Candi Gedong IV. Di mana candi ini merupakan bangunan utama yang besar dan terdapat beberapa reruntuhan candi perwira yang mengelilingi candi utama. Dari segi bentu, candi ini hampir sama dengan candi Gedong II tetapi perbedaannya pada candi ini terdapat archa Ganesha yang duduk bersila di beberapa relung di sisi luar candi utama.

Candi Hindu Sebagai Jejak Peninggalan Dinasti Sanjaya

Candi Gedong Songo merupakan salah satu jejak peninggalan kerajaan Mataram Kuno, tepatnya pada masa pemerintahan Dinasti Sanjaya, yang melambangkan simbol keagamaan dan warisan budaya pada masa itu. Pembangunan candi ini dimulai pada masa Rakai Mataram, Sang Ratu Sanjaya yang menunjukkan pada masa itu terjadi perkembangan dan persebaran agama Hindu di Jawa sesuai corak agama yang dianutnya pada masa pemerintahannya.

IMG 20241015 165140

Pembangunan candi ini mencerminkan karakteristik candi bercorak Hindu pada umumnya. Di mana pada kompleks candi ini sama halnya dengan candi-candi Hindu lainnya seperti Candi Dieng yang letaknya lebih tinggi serta terdapat beberapa kelompok candi yang terpisah. Dalam arsitektur, candi ini menampilkan berbagai arcga dewa Hindu, seperti Durga, Ganesha dan Nandi yang berfungsi sebagai simbol pemujaan kepada para dewa Hindu.

Candi Gedong Songo di lereng Gunung Unggaran ini berfungsi sebagai tempat pemujaan bagi para pemeluk agama Hindu. Konon, telah dipercaya umat Hindu bahwa gunung merupakan tempat para dewa (kahayangan) atau surganya para dewa. Dari kepercayaan dan tradisi yang berkembang itu menjadikan candi ini sebagai tempat untuk melaksanakan berbagai kegiatan atau ritual keagamaan bagi para pemeluk agama Hindu. Itu selaras dengan yang dikutip dari laman resmi Kebudayaan Kemdikbud, bahwa, tradisi Hindu gunung adalah tempatnya para dewa tinggal.

Menurut tradisi pra Hindu gunung adalah tempat untuk menyembah ruh nenek moyang. Kedua aliran kepercayaan tersebut tercermin dengan berdirinya Candi Gedong Songo yang dijadikan sebagai tempat yang sesuai jika dilihat dari segi historis dan geografisnya dalam melakukan pemujaan maupun penyembahan kepada ruh nenek moyang, terutama bagi pemeluk agama Hindu pada masa itu.(Ega Yuniar, mahasiswi Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Semarang).

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait