SOLO,LOKAWARTA.COM-Bisa menikmati perjalanan sepur kluthuk atau kereta api uap dengan bahan bakar kayu tentu saja memberi pengalaman berharga dan akan terus diingat sampai mati.
Apalagi perjalanan kereta api kuno yang pelan-pelan itu membelah jalan raya di perkotaan, beriringan dengan moda transpotasi lainnya yakni mobil, sepeda motor, dan lainnya.
Seperti halnya yang dialami Lia (21) dan Dinda, dua mahasiswa Prodi Fisika Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang mengikuti trip mlampah-mlampah Solo dengan naik sepur kluthuk Jaladara, Sabtu (29/6/2024).
“Awalnya aku ditanya kakak di Jakarta, selama.tinggal di Solo sudah pernah belum naik sepur kluthuk yang ikonik. Setelah cari-cari informasi di medsos, saya menemukan acara mlampah-mlampah Solo ini kemudian aku ikut,” kata Dinda asal Bekasi.
“Naik sepur kluthuk ini tentu saja memberi pengalaman yang berharga bagi saya dan akan dikenang sepanjang masa,” tambah Lia asal Kendal.
Ya, dalam mlampah-mlampah Solo yang diselenggarakan Roti Ganep itu, para peserta menikmati perjalanan di tengah kota di ruas jalan protokol Jalan Slamet Riyadi sepanjang 5 km dari Stasiun Purwosari ke Stasiun Kota (Stasiun Sangkrah).
Selama lebih dari 2,5 jam perjalanan, para penumpang yang berjumlah lebih dari 50 orang dari berbagai daerah itu juga menikmati berbagai destinasi wisata yang dilewati kereta api buatan Jerman tahun 1910 dengan nomer loko D1410.
Di setiap destinasi yang disinggahi, para peserta mengikuti game atau berfoto selphi, disamping mendengarkan penjelasan guide tentang sejarah destinasi wisata itu. Seperti di Loji Gandrung rumah dinas wali kota Surakarta, Taman Sjriwedari, Gedung Juang 45, Stasiun Kota yang kini disebut Stasiun Sangkrah.
“Tujuan dari mlampah-mlampah Solo ini adalah untuk msmperkenalkan budaya serta potensi wisata kota Solo.Dan untuk mlampah-mlampah Solo episode 17 kali ini kita ajak peserta naik sepur kluthuk Jaladara,” kata Emy, manager Roti Ganep, penyelenggara mlampah-mlampah Solo.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |