Pagoda Avalokitesvara di Watugong Semarang, Pewujudan Metta Karuna

16 Oktober 2024, 19:49 WIB

SEMARANG,LOKAWARTA.COM-Kota Semarang yang terkenal dengan Lawang Sewu, salah satu bangunan bersejarah yang saat ini dijadikan tempat wisata, ternyata masih memiliki banyak destinasi wisata lain yang tak kalah menarik.

Salah satu bangunan bersejarah yang saat ini dijadikan sebagai tempat wisata yang tak kalah menarik dari Lawang Sewu adalah Vihara Buddhagaya Watugong.  Nama Watugong sendiri berasal dari adanya batu alam berbahan andesit yang berbentuk seperti gong yang terdapat disekitar area ini. Oleh sebab itu, masyarakat sekitar menyebutnya “watugong” yang artinya batu seperti gong. Batu ini sekaligus menjadi penanda nama daerah di sekitar vihara.

Sejarah Pagoda Avalokitesvara dan Dhammasala

Berdirinya Pagoda Avalokitesvara dan Dhammasala berkaitan dengan dibangunnya Vihara Buddhagaya Watugong. Dimana praktik agama Buddha pada saat itu sedang menurun drastis karena jatuhnya kerajaan Majapahit dan maraknya penyebaran agama Islam.Akan tetapi 500 tahun kemudian agama Buddha muncul kembali. Ashin Jinarakkhita melakukan upaya penyebaran agama Buddha dengan dorongan Narada Maha Thera.

Tahun 1955, seorang tuan tanah di Semarang yakni Tionghoa Goei Thwan Ling sangat kagum dan terkesan dengan Ashin Jinarakkhita pada perayaan waisak 2549 di Candi Borobudur. Oleh karena itu, ia menyumbangkan sebagian tanahnya untuk membangun kompleks candi Vihara Buddhagaya. Dimana kompleks candi tersebut dikhususkan untuk mengajarkan agama Buddha dan pengembangan agama Buddha. Kompleks candi Vihara Buddhagaya didirikan 19 Oktober 1955.

IMG 20241016 142956

Di bulan Februari 2001, di bawah Sangha Theravada kompleks candi Vihara Buddhagaya mengalami renovasi besar-besaran, setelah delapan tahun terbengkalai. Renovasi awal dimulai dari bangunan Dhammasala yang akhirnya selesai pada 3 November 2002. Bangunan ini dibuka kembali oleh H. Mardiyanto yang saat itu menjabat Gubernur Jawa Tengah. Sedangkan Pagoda Avalokitesvara mulai direnovasi pada November 2004 dan dibuka kembali 14 Juli 2005.

Pagoda Avalokitesvara

Bangunan Pagoda ini berada di jalur utama kompleks. Bangunan ini merupakan menara pagoda tertinggi di Indonesia yang mencapai 45 meter. Arsitek bangunannya mengikuti desain candi utama dan memiliki arti yang melambangkan Metta Karuna atau cinta kasih Buddha. 

Bangunan ini menggunakan bahan dari beton untuk strukturnya dan bata untuk dindingnya. Cat merah pada lapisan luar melambangkan kebahagiaan atau keberuntungan. Menara ini terdiri dari tujuh tingkat dengan tiga puluh patung pemujaan di dalamnya dan patung Bodhisattva Avalokitesvara yang memiliki tinggi sekitar 5 meter dan dikelilingi buah-buahan dan bunga sebagai persembahan pemujaan. Di luar perimeter pagoda terdapat lima patung Guanyin dan satu patung We Po. Bangunan ini memiliki delapan sisi yang disebut Pat Kwa.

Dhammasala

Dhammasala merupakan bangunan inti atau pusat bangunan Vihara. Bangunan ini terletak di sisi kanan Vihara. Terdiri dari dua lantai, lantai bawah digunakan sebagai aula serbaguna. Sedangkan lantai atas berfungsi sebagai tempat puja bakti utama umat Buddha, penahbisan Samanera atau Bhikku, meditasi, Khotbah Dhamma, dan lain-lain. Disini juga terdapat altar dengan Buddharupam berbentuk Dhammacakka Mudra.

IMG 20241016 142914

Bangunan ini sangat unik dan menarik bagi pengunjung atau wisatawan karena arsitektur oriental yang kontras dengan arsitektur pendhapa tradisinal Jawa yang berada disekeliling Vihara tersebut.

Spot menarik di Vihara Buddhagaya
Dalam kompleks Vihara Buddhagaya ada beberapa spot yang tak kalah menarik dan memukau selain dua bangunan utama Pagoda Avalokitesvara dan Dhammasala, beberapa diantaranya yakni :

Plaza Borobudur
Merupakan pelataran yang berbentuk menyerupai Mandala pada candi Borobudur. Pelataran ini sering digunakan sebagai tempat upacara keagamaan Buddha.

Tugu dan Prasasti Ashoka
Merupakan tugu yang melambangkan perdamaian dalam agama Buddha, terdapat prasasti maklumat Raja Asoka yang mendeskripsikan mengenai toleransi beragama.

Pohon Bodhi
Pohon Bodhi merupakan pohon yang dianggap suci oleh umat Buddha, karena petapa bernama Siddharta mencapai penerangan sempurna menjadi Buddha di  Bodhagaya India. Pada tiap ranting di pohon ini terdapat pita-pita merah yang bertuliskan permohonan dan doa para pengunjung.

Buddha Parinibbana
Sebuah patung simbol Buddha yang telah parinibbana atau wafat, patung ini berada di bawah dua pohon Sala kembar.

Bangunan Sivali
Bangunan yang menjadi simbol kemakmuran, karena di dalamnya terdapat rupang Bhikkhu Sivali yang pada masa hidupnya beliau menjadi Bhikku yang selalu mendapat kelimpahan dana makan.(Zerlinda Nova Ardelia, mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Unnes Semarang)

Editor:Vladimir Langgeng
Sumber:

Artikel Terkait