SOLO,LOKAWARTA.COM-Solo International Performing Arts
(SIPA) 2023 segera digelar. Pihak panitia menjamin suguhan yang berbeda dibanding event-event serupa sebelumnya.
Sejumlah penari dari berbagai daerah dan berbagai negara siap tampil di event tahunan yang digelar 2 Septembar 1023 itu. Seperti Korea Selatan, Malaysia,
Singapura, Lithuania, Taiwan, India, Jepang serta beberapa negara lainnya.
“Sebenarnya cukup banyak kelompok tari dari luar negeri yang minta diundang dan ingin tampil di SIPA. Namun karena ada keterbatasan, terpaksa tidak kami undang,” kata Direktur SIPA, Irawati Kusumorasri, dalam konferensi pers, Selasa (11/7/2023).
Lantas, apa beda SIPA sekarang dengan yang dulu? “Yang pasti, ikon-nya beda,” kata mbak Ira, begitu dia akrab disapa.
Lainnya, lanjut dia, sudah pasti yang tampil juga banyak yang beda, demikian juga tariannya juga beda. “Yang tidak beda hanya tempatnya, yakni tetap di Benteng Vastenburg,” kata Irawati.
Dikatakan, pergelaran seni bertaraf internasional SIPA ke 15 tahun yang mengusung tema “Say All with Arts” itu untuk menggelorakan semangat keindahan
seni untuk kehidupan.
“Ketika dunia mulai kehilangan keindahan, kehilangan harmoni, dan toleransi, maka kesenian harus mengambil peran. Sebab, kesenian adalah pusat keindahan. Dengan seni, makakehidupan tidak akan kehilangan keindahan,” tandasnya.
Selaras dengan tema yang diusung, SIPA 2023 menggandeng Wirastuti Susilaningtyas sebagai
maskot. Kiprah Mbak Tutut, begitu dia akrab disapa, dalam dunia kesenian,
khususnya tari, tidak diragukan lagi.
Wanita asal Solo yang lahir 20 Mei 1983 itu telah malang melintang sejak usia 9 tahun, dengan tergabung pada sanggar
tari Soeryo Soemirat Puro Mangkunegaran. Ia yang aktif menciptakan karya-karya seni
tari itu juga tergabung dalam grup musik pop indie Handarbeni.
Maskot SIPA 2023 akan tampil membuka acara di hari pertama, berkolaborasi dengan
Sanggar Semarak Candrakirana dan Ekosdance Company. Wirastuti berjanji akan memaksimalkan potensi yang dimiliki sebagai seniman tari dan musik.
“Saya akan menggunakan dua elemen seni ini, tari dan musik, untuk merepresentasikan dan mengutarakan bahwa harmonisasi dan keindahan ruh ada melalui
dua bidang tersebut,” tutur Wirastuti.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta berharap, SIPA 2023 benar-benar mampu menjadi sarana diplomasi budaya antardaaerah dan antarnegara.
“Dalam globalisasi seperti ini untuk kreasi seni dan pelestarian seni sangat kita butuhkan, khususnya di Kota Solo,” kata Siti Khotimah, mawakili dinas.(*)
Editor | : | Vladimir Langgeng |
---|---|---|
Sumber | : |